Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Bulu Tangkis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bulu Tangkis. Tampilkan semua postingan

Malaysia Terbuka Taufik Belum Terbendung

Written By arnoldy septiano on Kamis, 17 Januari 2013 | 09.33


TUNGGAL putra Indonesia, Taufik Hidayat akhirnya melaju ke babak kedua Malaysian Open 2013 setelah mengalahkan wakil Vietnam, Nguyen Thien Minh, Rabu, 16 Januari 2013. Bertanding di Stadium Putra, Taufik menang lewat pertarungan yang melelahkan.

Tak mudah bagi Taufik melewati hadangan Thien Minh yang merupakan unggulan ketiga pada turnamen ini. Smes keras dan permainan net yang gemilang Thien Minh memaksa Taufik menyerah 10-21 di set I.

Di set kedua, Taufik berhasil bangkit. Peraih emas pada Olimpiade Athena 2004 itu berbalik unggul dengan skor 21-7. Taufik akhirnya memastikan tiket ke babak berikutnya usai merebut set ketiga 21-9.

Sayangnya, langkah Taufik tidak diikuti oleh juniornya, Tommy Sugiarto. Tommy harus tersingkir di babak pertama setelah menyerah 11-21, 12-21 dari unggulan keempat asal Jepang, Shao Sasaki.
Di babak kedua, Taufik akan berhadapan dengan pemenang antara Ajay Jayaram (India) dan Daren Liew (Malaysia) yang juga akan bertarung hari ini.

Sementara, ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengalahkan Mohd. Razif Abdul Latif/Vountus Indra Mawan melalui pertandingan straight set, 21-14 dan 21-14. Sedangkan Alvent Yulianto Chandra/Markis Kido menang atas Nelson Wei Keat Heg/Ee Yi Teo, 23-21, 14-21 dan 21-19.

Ganda putri Suci Rizky Andini/Della Destiara Haris mengandaskan Goh Liu Ying/Lim Yin Loo, 21-14 dan 21-15, hanya dalam tempo 26 menit. Begitu juga dengan Aprilsasi Putri/Vita Marissa yang mengalahkan Amelia Alicia Anscelly/Soong Fie Sho, 21-10 dan 21-13.

Sementara itu, ganda putra Angga Pratama/Ryan Agung Saputra sukses menyingkirkan pasangan India, Pranaav Jerry Chopra/Akhsay Dewalkar, 21-12 dan 21-16. Ganda putri Pia Zebadiah Bernadeth/Rizki Amelia Pradipta juga menang atas pasangan Korea Selatan, Choi Hye In/Kim So Young, 18-21, 21-17 dan 21-13.

Langkah tunggal putri Adrianti Firdasari tak mampu dihentikan oleh lawannya asal Malaysia, Ho Yen Mei. Ia dengan mudah membungkus kemenangan straight set, 21-8 dan 21-11.
Sedangkan Lindaweni Fanetri sukses menaklukkan tunggal putri unggulan 8 asal Jepang, Eriko Hirose, 21-14 dan 21-14. (twu)

PBSI Rombak Komposisi Pelatih

Written By arnoldy septiano on Selasa, 08 Januari 2013 | 09.49


INDUK olahraga bulutangkis Indonesia, PBSI, telah melakukan perubahan pada kompisi kepelatihan di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Cipayung. Beberapa sektor pun mengalami perubahan.

Seperti yang dilansir oleh situs resmi PBSI, terdapat pergantian pelatih di tiap sektor, kecuali ganda campuran. Richard Mainaky masih tercatat sebagai Kepala Pelatih, didampingi Nova Widianto dan Yanti Kusmiati sebagai Asisten Pelatih.

Di ganda putri, nama Reony Mainaky masuk sebagai Kepala Pelatih. Reony yang kini masih menjadi pelatih Tim Nasional dan klub Unisys di Jepang baru akan bergabung pada bulan Maret 2013 mendatang. Sementara itu, tugas Kepala Pelatih Ganda Putri akan dipegang oleh Richard Mainaky.

Sementara itu, Joko Supriyanto dipercaya untuk menangani tunggal putra. Dia menggantikan posisi Li Mao yang sudah mundur sejak lama. Sementara itu, tunggal putri akan ditangani oleh mantan pelatih Susi Susanti, Liang Chiusia. (*)


Berikut Pelatih PBSI :
 

Tunggal Putra
Kepala Pelatih : Joko Supriyanto
Asisten Pelatih : Marleve Mainaky dan Imam Tohari

Tunggal Putri
Kepala Pelatih : Liang Chiusia
Asisten Pelatih : Sarwendah Kusumawardhani, Dimas Indra Prasetyo, (satu nama asisten pelatih lainnya akan menyusul).

Ganda Putra
Kepala Pelatih : Herry Iman Pierngadi
Asisten Pelatih : Aryono Miranat dan Chafidz Yusuf

Ganda Putri
Kepala Pelatih : Reony Mainaky
Pelatih : Namrih Suroto dan Endra Mulyajaya

Ganda Campuran
Kepala Pelatih : Richard Mainaky
Pelatih : Nova Widianto dan Yanti Kusmiati

Ganda Putri India Dianaktirikan, Tanpa Dukungan, Berjuang Sendiri Meraih Prestasi

Written By Khoierzblogs on Selasa, 13 November 2012 | 09.03

Kebangkitan bulutangkis India tak diimbangi dengan pemerataan dukungan dari pemerintah setempat.

PEMAIN ganda putri India ini pantas iri pada perlakuan atlet-atlet bulutangkis Indonesia. Sukses mengibarkan Merah Putih di arena internasional, sudah pasti banjir bonus bakal mengalir ke pundi-pundi Taufik Hidayat cs.

Namun, hal itu tidak berlaku di India. Setidaknya ini yang dirasakan pemain ganda putri Jwala Gutta. Atlet cantik yang biasa berpasangan dengan Ashwinni Ponappa tersebut  merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan apa yang diterima para pemain tunggal seperti Saina Nehwal.

Saina Nehwal memang telah menjadi ikon kebangkitan bulu tangkis India setelah mampu merebut medali perunggu di ajang Olimpiade LOndon, Agustus lalu.

Jwala Gutta yang bersama Ashwinni Ponappa merebut medali emas pesta olahraga negara persemakmuran serta medali perunggu kejuaraan dunia merasakan perlakuan yang berbeda dari asosiasi bulutangkis India.

Menurut Gutta, naiknya pamor bulutangkis di India bukan melulu karena prestasi Saina. Menurutnya, para penonton datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan bulu tangkis dan bukan hanya menonton Saina.

"Semua pemain ingin dikenal (publik). Tidak hanya Saina atau Sania Mirza di tenis. Tetapi kami merasakan adanya diskriminasi, terutama karena hanya ada satu atau dua pemain yang mendapat fasilitas perlengkapan dan promosi," kata Gutta.

Kondisi ini menyebabkan para pemain lain harus berjuang sendiri untuk meraih prestasi. "Jika asosiasi tidak peduli dengan kemenangan anda, siapa yang peduli?" lanjut Gutta.

Ketidakpedulian asosiasi juga dirasakan saat mereka sukses mencatat prestasi bagus di kejuaraan dunia. Alih-alih bonus, tak ada satupun yang menjemput mereka di bandara.

"Tidak ada yang menjemput kami di bandara. Kami mencatat prestasi baik juga saat lolos kualifikasi ke olimpiade (London). Belum pernah ada (ganda puteri) yang seperti itu. Tetapi siapa yang peduli?"
Kondisi yang dialami Gutta ini membuatnya kesulitan menggaet sponsor. Alhasil, mereka harus rela merogoh kocek pribadi untuk bertanding. (twu)


Sanksi Tuntas, Ganda Ini Akan Mengamuk

Written By Khoierzblogs on Rabu, 07 November 2012 | 10.10

Seperti diketahui, keduanya mendapat sanksi larangan bertanding hingga 4 November atas perbuatan mereka yang dinilai bertentangan dengan semangat sportivitas Olimpiade

Pasangan ganda putri nasional Greysia Polii dan Meiliana Jauhari boleh kembali bernapas lega setelah sanksi yang dikenakan kepada mereka oleh Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia berakhir 4 November lalu.

Sanksi ini sendiri diakui membawa efek tersendiri bagi keduanya. “Pengaruhnya saya jadi ingin membuktikan bahwa saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ujar Meiliana yang menyambut baik berakhirnya sanksi.

Meiliana mengaku sanksi yang diberikan merupakan pukulan bagi keduanya dalam meniti karier sebagai atlet bulutangkis nasional. Namun dalam masa sulit itu, dukungan dari keluarga, rekan dan PBSI sendiri yang membantu dirinya.

“Saya bersyukur semua masih memberikan dukungan yang luar biasa,” kata pemain yang biasa dipanggil Mel ini.

Debut keduanya setelah sanksi berakhir adalah Hong Kong Open Superseries, 20-25 November mendatang. Di sana, Mel bertekad untuk memberikan yang terbaik di turnamen pertama mereka lagi.

“Bersyukur di Superseries sistem pertandingan tidak seperti di Olimpiade. Saya ingin memberikan yang terbaik bagi Indonesia selain bermain yang terbaik,” tegas Mel. (rif)

Maria Kristin Mulai Menekuni Kepelatihan

Written By Taufik on Kamis, 04 Oktober 2012 | 08.53

Maria Kristin (harsem/dok)
Peraih perunggu Olimpiade Beijing 2008 Maria Kristin Yulianti mulai menekuni dunia kepelatihan di PB Djarum Kudus setelah mundur dari jagat bulutangkis.

Ketua PB Djarum Kudus Yoppy Rosimin mengatakan, sudah satu bulan ini yang bersangkutan menjalani sebagai pelatih khusus pemain paling muda (usia 12 tahun) di PB Djarum Kudus. "Saya ingin mencoba menjadi pelatih," kata Maria Kristin seperti dikutip Yoppy.

Secara resmi Maria belum menyatakan mundur dari bulutangkis sebagai pemain. Tetapi melihat perkembangan cedera yang dideritanya, rasanya sulit kembali seperti semula meski yang bersangkutan sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan cedera.

"Kalau untuk pertandingan eksibishi yang hanya sehari, Maria masih bisa. Tetapi kalau untuk ikut turnamen yang berlangsung empat hingga lima hari tidak bisa karena cederanya lututnya membengkak," katanya.

Ia mengatakan, kalau hanya bertanding sehari, mungkin Maria bisa menampilkan permainan terbaiknya tetapi kalau sudah turnamen tentunya penampilannya akan turun hingga 50 persen. "Jadi tampaknya sulit bagi Maria Kristin untuk kembali seperti semula dan kini sudah mencoba sebagai pelatih di Djarum Kudus," katanya.

Prestasi terakhir yang dicapai pemain kelahiran Tuban, Jatim, 25 Juni 1985 tersebut adalah menjadi runner up pada Russian White Nights Challenge 2011. Pada partai final dikalahkan rekannya Fransiska Ratnasari melalui pertarungan tiga set 15-21, 23-21, dan 11-21.

Prestasi tertinggi Maria Kristin Yulianti adalah saat meraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing. Saat itu Maria Kristin mengalahkan tunggal putri tuan rumah Lu Lan dengan tiga set 11-21,21-13, dan 21-15).

Prestasi lain yang dicapai Maria Kristin adalah meraih medali emas SEA Games 2007 (tunggal putri) dan beregu putri), ikut mengantarkan tim Uber Indonesia melangkah ke semifinal 2010, semifinalis tim Indonesia di Piala Sudirman Guangzhou 2009, dan lain sebagainya. (rif)

Maria Kristin Yulianti Resmi Mengundurkan Diri dari Bulutangkis

Written By Taufik on Jumat, 28 September 2012 | 08.55

Maria Kristin (harsem/dok)
Tak akan lagi kita saksikan aksi Maria Kristin di lapangan bulutangkis. Ia resmi mengundurkan diri. Mengapa?

Pebulutangkis putri nasional Maria Kristin Yulianti akhirnya mengundurkan diri sebagai pemain akibat cedera lutut sebelah kanan yang berkepanjangan. Asisten Manajer PB Djarum Kudus Hastomo Arbi ketika dihubungi dari Semarang, kemarin mengatakan, sudah setahun ini peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing tersebut tidak latihan.

Sebenarnya, kata mantan pebulu tangkis nasional tersebut, yang bersangkutan sudah berusaha menjalani dan sudah beberapa kali mencoba untuk latihan tetapi ternyata semakin tambah sakit.

Akhirnya, kata pahlawan Piala Thomas 1984 (saat itu mengalahkan Han Jian dari China), yang bersangkutan mengundurkan diri dari bulutangkis. "Setahun yang lalu (awal Januari 2011) yang bersangkutan sudah mundur dari pelatnas," katanya.

Ia mengatakan, sekarang ini Maria Kristin Yulianti menjadi pelatih di PB Djarum Kudus khusus menangani pemain muda usia 12 tahun.

Prestasi terakhir yang dicapai pemain kelahiran Tuban, Jatim, 25 Juni 1985 tersebut adalah menjadi runner up pada Russian White Nights Challenge 2011. Pada partai final dikalahkan rekannya Fransiska Ratnasari melalui pertarungan tiga set 15-21, 23-21, dan 11-21.

Prestasi tertinggi Maria Kristin Yulianti adalah saat meraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing. Saat itu Maria Kristin mengalahkan tunggal putri tuan rumah Lu Lan dengan tiga set 11-21,21-13, dan 21-15).

Prestasi lain yang dicapai Maria Kristin adalah meraih medali emas SEA Games 2007 (tunggal putri) dan beregu putri), ikut mengantarkan tim Uber Indonesia melangkah ke semifinal 2010, semifinalis tim Indonesia di Piala Sudirman Guangzhou 2009, dan lain sebagainya.

Maria pernah dijuluki sebagai "Queen Of Three Games" dan "Lovely Lazy Style". Bahkan penggemar maria di Indonesia sering menyebut dia "Kanjeng". Ia dikenal sebagai pemain yang sangat santai dan lemah gemulai di lapangan, namun sangat mematikan.

Dandanan Maria pun terlihat sangat khas dengan rambut kuncirnya. Memiliki postur tunggi dan kaki jenjang, membuatnya pernah dimasukkan dalam daftar “10 Pebulutangkis Seksi”, dan “10 Atlet Terseksi di Dunia” pada 2010 lalu. (rif)

Buluntangkis Jateng Harapan di Pundak Tontowi/Debby

Written By ericadventure on Senin, 02 April 2012 | 20.42



Lupakan dulu pasangan Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir yang kampiun di All England dan Swiss Open 2012. Alihkan tatapan ke ganda campuran Tontowi/Debby Susanto yang. Mengapa?

JATENG punya ganda campuran diharapkan menyumbang medali emas pada PON XVIII/Riau, 9-20 September. Ketua Umum Pengprov PBSI Jateng Anwari mengatakan, Tontowi kemungkinan besar bakal dipasangkan dengan sesama pemain pelatnas asal Jawa Tengah Debby Susanto.

"Saya menaruh harapan besar kepada ganda campuran perorangan untuk bisa meraih medali emas bagi Jateng pada PON mendatang selain tunggal putra (Dionysius Hayom Rumbaka), dan ganda putra (M Ahsan)," katanya. Satu lagi yang berpeluang meraih emas pada PON Riau adalah tunggal putri perorangan atas nama pemain pelatnas Maria Febe Kusumastuti.

"Terus terang kami mengandalkan pebulutangkis pelatnas untuk meraih medali emas PON mengingat sebagian besar pemain Jateng berada di pelatnas Cipayung," katanya.

Tontowi dan Debby

Tontowi lahir di Banyumas, 18 Juli 1987. Seperti kita tahu, bersama Liliyana Natsir ia menggasak juara All England 2012 bersama Lilyana Natsir, setelah mengalami penantian panjang di sektor ganda campuran selama 33 tahun.

Gelar juara itu adalah titel premier pertama bagi Tontowi dan Liliyana. Sebelumnya pasangan ini pernah mejuarai dua gelar superseries di India dan Singapura, serta dua gelar grand prix gold di Malaysia dan Macau. Tontowi/Liliyana juga merupakan peraih medali emas SEA Games 2011.

Bersama Muhammad Rijal di ganda putra, Tontowi pernah sampai perempatfinal di Yonex German Open 2008.
   
Sementara itu, Debby Susanto yang lahir 3 Mei 1989 ini biasanya berpasangan dengan Muhammad Rijal di pelatnas. Pertama ia mengukir prestasi pada 2008, saat ia bersama Komala Dewi masuk semifinal Vietnam Challenge 2008. Lalu menyeruak ke perempatfinal GGJP Indonesia Challenge 2008 (bersama Mochamad Rizki Delynugraha)
  
Pada 2009, Debby juga menginjak perempatfinal Yonex Sunrise India Open 2009 (bersama Muhammad Rijal), Juara Vietnam International Challenge 2009 (bersama Pia Zebadiah Bernadet), semifinal Vietnam International Challenge 2009 (bersama Muhammad Rijal).

Prestasi terakhir ia ukir di 2012, saat ia masuk perempatfinal Yonex German Open GPG 2012 (bersama Muhammad Rijal). (Arief Firhanusa)

Kejurnas Bulutangkis Maria Kristin Jadi Ujung Tombak

Written By ericadventure on Selasa, 29 November 2011 | 11.25


Peraih medali perunggu Olimpiade 2008, Maria Kristin Yulianti, akan menjadi ujung tombak PB Djarum Kudus saat tampil pada kejuaraan nasional (Kejurnas) bulu tangkis di Pekanbaru, Riau, 29 November hingga 3 Desember 2011.

Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin ketika dihubungi dari Semarang, Senin (28/11/11), mengatakan, Maria Kristin menjadi andalan di kelompok tunggal putri dewasa setelah Fransiska Ratnasari dan Ana Rovita absen pada kejurnas tersebut. Kemudian, lanjut dia, Febby Angguni juga absen karena tampil pada Liga Bulu Tangkis Republik Ceko.

"Nana (panggilan akrab Fransiska Ratnasari) mengalami cedera punggung, sedangkan Ana Rovita cedera lengan kanan," katanya.

Mantan tunggal putri pelatnas tersebut bakal tampil bersama Rosaria Yusfin Pungkasari. "Kalau Maria Kristin, cedera lututnya tidak kambuh tentunya peluang meraih prestasi maksimal terbuka lebar," katanya.

Apalagi pemain pelatnas utama seperti Lindaweni Fenetri, Adriyanti Firdasari, Aprilia Yuswandari, Maria Febe Kusumastuti, Beleatrix Manuputty, dan Hera Desi tampil pada kejuaraan bulu tangkis Kumpoo Macau Open yang pelaksanaannya bersamaan (29 November hingga 3 Desember 2011).

Kemudian di nomor tunggal dewasa putra, PB Djarum mengandalkan Andre Kurniawan Tedjono, Andreas Adityawarman, Bandar Sigit Pamungkas, dan Garry. Mereka akan bersaing dengan Fauzi Adnan dan para pemain lainnya, sedangkan pemain utama seperti Taufik Hidayat, Simon Santoso, Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Alamsyah Yunus, dan Sony Dwi Kuncoro juga turun di Macau Open. Hal yang sama juga terjadi pada nomor ganda putri, putra, dan campuran.

"Saya kira peluang kita terbuka lebar, terutama untuk kelompok taruna yang turun dengan kekuatan penuh," katanya.

Pada nomor ganda campuran, PB Djarum menurunkan pasangan juara Asia junior, Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia, kemudian juara dunia 2011, Gloria Emanuella Widjaya (berpasangan dengan Alfian Eko Prasetya). Pada kejurnas ini, Gloria bakal berpasangan dengan Edi Subaktiar.

"Kami berharap bisa membawa pulang gelar juara dari nomor ganda putra, putri, dan campuran kelompok taruna," katanya seraya menambahkan, pada kejurnas tersebut, pebulu tangkis PB Djarum tersebut turun atas nama Jawa Tengah.

Unggulan pertama tunggal putri dewasa adalah Ganis Nur Ramadhani (DKI  Jakarta), kedua Risky Amelia (DKIB Jakarta), sedangkan Rosaria Yusfin Pungkasari menjadi unggulan ketiga. Pada tunggal dewasa putra unggulan pertama Alamsyah Yunus (Banten), kedua Senatria Agus (Jabar), dan ketiga Fauzi Adnan (Jatim). (rif)
 

Taufik Hidayat Isyaratkan Berhenti

Written By r.ny siikecilQue on Kamis, 22 September 2011 | 11.55

KIPRAH Taufik Hidayat di ajang tepok bulu sepertinya sudah mendekati akhir. Mantan pemain nomor satu dunia itu mengaku sudah tak bisa menemukan kenikmatan bermain bulutangkis.

"Saya kehilangan kenikmatan bermain seperti masa lalu. Saya ingin mengembalikan kondisi, namun saya tidak tahu sampai berapa lama saya masih akan bertahan,"

Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini juga tidak bisa tampil maksimal saat dikalahkan pemain taiwan, Chou Tien Chen di babak pertama Jepang Terbuka Superseries, kemarin.

Taufik menyerah rubber game 17-21 21-12 18-21 dari pemain tak ternama tersebut. Juara Dunia 2005 itu takluk setelah bertanding selama 53 menit.

Tahun ini, Taufik sama sekali belum pernah meraih gelar juara dari turnamen yang diikutinya. "Saya tidak mampu bermain dengan baik. Saya tidak mampu menyerang dan kehilangan kepercayaan diri," kata Taufik usai pertandingan.

Dengan usia 30, Taufik masih menjadi tunggal putera Indonesia dengan peringkat dunia tertinggi yaitu bercokol di peringkat lima. (twu)
 

Kejuaraan Dunia Bulutangkis

Written By r.ny siikecilQue on Senin, 15 Agustus 2011 | 11.53

Lin Dan Juara Dunia

PEBULUTANGKIS Cina Lin Dan berhasil menjadi juara dunia bulutangkis tahun ini. Di final Kejuaraan Dunia, andalan Negeri Tirai Bambu ini menundukkan peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei.

Dalam pertandingan final di Wembley Arena, Minggu (14/8/2011) malam WIB, set pembuka berjalan cukup ketat. Chong Wei berhasil memenangi set ini dengan skor 22-20.

Namun, Lin Dan bangkit pada dua set berikutnya. Setelah memenangi set kedua dengan skor 21-14, pebulutangkis berjuluk Super Dan ini kembali menaklukkan Chong Wei pada set pamungkas dengan skor 23-21.

Ini adalah gelar juara dunia keempat bagi Lin Dan. Sebelumnya, pemain berusia 27 tahun ini juga jadi juara dunia pada tahun 2006, 2007, dan 2009.

Di nomor ganda putri, unggulan pertama Wang Xiaoli/Yu Yang berhasil jadi juara dunia. Mereka mengalahkan rekan senegaranya, Tian Qing/Zhao Yunlei dengan skor 22-20, 21-11.

Sementara, Indonesia tidak meraih satu gelar pun di kejuaraan kali ini. Wakil-wakil merah putih rontok sebelum final. (twu)
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger