Home » , » Mengenal Muthia Datau, Pemain Wanita Top Indonesia di Masa Lalu Takut Tomboi, sang Ibu Menyuruhnya Ikut Abang-None Jakarta

Mengenal Muthia Datau, Pemain Wanita Top Indonesia di Masa Lalu Takut Tomboi, sang Ibu Menyuruhnya Ikut Abang-None Jakarta

Written By Sena on Kamis, 12 Juli 2012 | 13.44

(harsem/dok)

Muthia Datau asing di telinga pecandu sepakbola masa kini. Namun pada 70 hingga 80-an, ia adalah kiper wanita favorit. Inilah pesepakbola wanita terbaik Indonesia.

Saat berusia 14, perempuan kelahiran Lampung, 12 Agustus 1959, ini diajak tetangganya yang juga pelatih sepakbola wanita untuk bergabung ke Buana Putri, klub sepakbola wanita terbesar saat itu. Butuh dua tahun bagi Muti menembus skuad inti Buana Putri. Begitu memperoleh posisi kiper utama, ia selalu menjadi pilihan.

Sayang, waktu itu belum ada kompetisi sepakbola wanita. Muti dan klubnya hanya bermain di eksibisi atau turnamen. Kompetisi resmi baru bergulir di tahun kelimanya menjadi pesepakbola.

Bermain bagus di klub membuat Muti direkrut timnas. Ajang pertama yang ia ikuti bersama timnas adalah Asian Women Football 1977 di Taiwan. Penampilan gemilang Muti di depan gawang membantu Indonesia meraih medali perunggu.

Takut Tomboi
Takut anaknya kian tomboi, ibu Muti memintanya ikut ajang pemilihan Abang None Jakarta Barat 1978. Secara tak terduga ia malah terpilih sebagai None Jakbar, disusul gelar juara kedua di pemilihan tingkat provinsi.

Dari situ karir Muti berubah haluan ke film. Ia membintangi film Ira Maya dan Kakek Ateng (1979), Sepasang Merpati (1979), Sirkuit Kemelut (1980), Malu-malu Kucing (1980), Intan Mendulang Cinta (1981), dan Wolter Monginsidi (1983). Di dunia film juga ia bertemu jodoh, yakni aktor Herman Felani, lawan mainnya di film Sirkuit Kemelut.

Merasa tak nyaman sebagai artis, Muti kembali fokus bermain bola. Ia pensiun dari lapangan hijau pada 1986, saat mengandung anak pertamanya di usia 27. Setelah itu ia sempat jadi komentator di TPI, serta menulis kolom di sejumlah media olahraga.

Dari sepakbola, Muti melanjutkan karir di dunia perbankan. Namanya pernah tercatat sebagai karyawan Bank Duta dan Bank Nusa. Ia berhenti dari bank saat krismon 1999. Satu keinginan terbesarnya yang belum terwujud hingga kini adalah menjadi pelatih. (rif)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger