Home » , , » Tenis Meja Gagal Penuhi Target

Tenis Meja Gagal Penuhi Target

Written By Taufik on Selasa, 25 September 2012 | 14.17

(HARSEM/GETTY IMAGE)
Ambisi tim tenis Jateng mengulang hasil Pra-PON dengan satu medali emas, tak kesampaian di PON XVIII. Mendapatkan enam tiket semifinal semuanya blong. Jateng pun harus puas dengan enam medali perunggu.

Jatim berjaya dengan enam medali emas, dan Riau mencuri satu emas di nomor tunggal putra atas nama Yon Mardiyono, pemain yang pernah memberikan emas bagi Jateng di PON 2004 Palembang.

"Kami mohon maaf karena gagal merealisasikan target. Materi kita sebenarnya tak kalah. Tapi itulah permainan. Segalanya bisa terjadi," kata Kabid Binpres PTMSI Jateng yang juga pelatih Dustamat Jayawiguna di Pekanbaru.

Tenis meja PON yang mengakhiri pertandingannya Selasa (18/9) malam di GOR Kompleks Chevron, Dumai, provinsi ini awalnya menargetkan satu emas dan empat perunggu. Target emas yang lepas terjadi di nomor beregu putra.

Jateng menurunkan atlet-atletnya dengan komposisi Fredy Pramono, Jelly da Costa, Hadiyudo dan Dony Prasetyo, langkah Jateng terganjal tim beregu putra DKI Jakarta. Akhirnya Jateng pun gagal ke babak pamungkas dan harus puas sebagai peringkat ketiga bersama dengan tuan rumah Riau.

''Ketika semi final beregu putra dengan DKI sebenarnya skor sempat imbang 2-2. Tapi di partai terakhir, kami kalah. Sebenarnya kalau lawan Jatim, kami lebih percaya diri karena pernah mengalahkan di partai final Pra-PON,'' katanya.

Langkah tim beregu putra diikuti rekan-rekan lainnya yang juga hanya mendapat perunggu. Lima perunggu lain bagi Jateng didapat lewat Meta Prawistri, Novianti Chandra, Diajeng Lia dan Stella Prisca Pallit yang turun di beregu putri.

Kemudian perunggu juga disumbang Jelly da Costa (tunggal putra). Kemudian dua perunggu masing-masing dari ganda putra lewat pasangan Fredy dan Dony serta pasangan Jelly dan Hadiyudo. Perunggu terakhir dari pasangan Novianti dan Stella di ganda putri.

Dibanding PON Kaltim, empat tahun silam, raihan Jateng di tenis meja memang menurun. Waktu itu satu perak dan dua perunggu dibawa pulang ke Semarang. Dia  menilai kegagalan ini disebabkan karena minimnya latih tanding semua atlet Jateng ke luar negeri.

''Kami berjalan tanpa bapak angkat. Kami butuh sponsor, bandingkan dengan  Jatim yang semua atletnya dikirim ke Cina. Kita memang punya atlet yang dikirim ke Cina, itu saja karena status sebagai atlet Pelatnas. Kami tak punya bapak angkat, maka ketika Yon Mardiyono pindah tak bisa nggondheli lagi,'' kata Dustamat. (rif)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger