Misi Padi Akademi United

(harsem/dok)

Kompleks Akademi United dibuka oleh Sir Alex Ferguson dan Sir Bobby Charlton pada Desember 2002. Berlantai dua, lantai dasar terdiri dari 12 kamar ganti (salah satu untuk staf pertandingan), dan satu lapangan indoor ukuran penuh.

Selain untuk aktivitas sepakbola -- tim utama juga berlatih di sana saat cuaca buruk – lapangan juga untuk berbagai kegiatan komersial seperti foto seragam dan interview. Juga digunakan oleh Sekolah Sepakbola MU dan klinik sepakbola.

Fasilitas – termasuk sebuah lapangan – digunakan tim di bawah 11 tahun. Di lantai atas ada balkon bagi para orang tua untuk menonton anak-anak mereka bermain. Di lantai 1 pula ada ruang kelas untuk sesi pendidikan bagi pelajar United, dan sebuah ruang reception utama yang biasanya digunakan untuk konferensi pers mingguan Sir Alex.

Gedung tersebut dihiasi peringatan visual dari pemain-pemain yang ada di sejarah United, bertuliskan: "Tanggung jawab kami untuk masa depan permainan ini adalah memberikan kesempatan terbaik untuk anak-anak bertalenta untuk berkembang. Akademi adalah sebuah tempat, dan lapangan adalah pembuktian untuk pahlawan hari esok".

"Kami akan sebaik-baiknya mendidik mereka dan mengajari bagaimana kehidupan dalam perkembangan remaja pada 50 tahun terakhir di United," tutur Manager Akademi dan mantan Pemain MU Brian McClair.

McBlair benar. MU punya tiga filosopi, satu di antaranya “pengembangan pemain muda”. Ini bisa dibilang kunci kesuksesan Manchester United. Boleh mereka mendatangkan pemain-pemain sudah jadi, tapi kemunculan pemain muda hasil didikan sendiri lebih diutamakan, seperti padi yang menetaskan beras sendiri.

Filosofi tersebut telah membantu MU meraih prestasi tinggi. Ketika sebagian skuad MU tewas dalam tragedi “Munich Air Disaster” pada 1958, Sir Matt Busby kemudian mengorbitkan beberapa pemain muda seperti George Best, Denis Law, dan lainnya yang kemudian dijuluki “Busby Babes”, dan sanggup membawa klub menjuarai Piala Champions 1967-1968. (rif)