Home » » PON Riau Berkuda Sulit Bersaing

PON Riau Berkuda Sulit Bersaing

Written By ericadventure on Jumat, 16 Maret 2012 | 09.18

KONI seluruh Indonesia dijadwalkan menghadiri pertemuan di Santika Premiere Semarang, sore ini. Pertemuan tersebut untuk membahas tiga cabang yang nasibnya kabur.

Tiga cabor itu ialah drumband, berkuda, dan dansa. Rencananya, sore ini perwakilan dari KONI pusat akan hadir, difasilitasi KONI Jateng sebagai tuan rumah acara. Ketiga cabang tersebut memang sempat menjadi perdebatan, Panitia Besar PON Riau awalnya tidak mempertandingan dengan berbagai alasan.

Dansa dinilai kurang sesuai dengan masyarakat melayu yang mendominasi Riau, sedangkan untuk berkuda dan drumband terkendala sarana dan prasarana. Sempat muncul keinginan dari PB PDBI (drumb band), IODI (dansa), dan Pordasi (berkuda) untuk tetap mempertandingan di luar Riau.

Selain itu, KONI Jabar yang menggagas penambahan cabang dan nomor, bahkan sempat berencana menggelar pertandingan di luar Riau. Tapi ide itu ditolak.

Namun, keputusan tersebut belum dikabulkan mengingat masih ada penolakan dari beberapa KONI. PON XVIII telah menetapkan 39 cabor dan 598 nomor pertandingan dan akan digelar September 2012 mendatang di Sembilan Kota/Kabupaten di Riau.

Jateng sendiri juga mengalami kendala dalam cabang olahraga berkuda. Cabor itu merupakan usulan dari Jabar, mengingat adanya 56 medali emas yang bisa diperebutkan. “Sebenarnya kita bisa bersaing tapi tetap sulit jika pembinaannya masih rendah,” ungkap anggota Komisi E DPRD Jateng Muh Zen.

Anggaran Minim, Jateng Anjlok

Kalangan dewan sangat menyesalkan masih minimnya anggaran PON XVIII Riau 2012 yang hanya Rp 14 miliar dari total anggaran KONI Jateng sebesar Rp 43 miliar.

Dengan anggaran itu, DPRD Jateng mengkawatirkan, prestasi atlet bakal menurun. Menurut Muh Zen, penurunan prestasi itu dapat terjadi karena alokasi untuk pembinaan atlet tidak optimal. Bahkan, ia menilai, sangat sulit untuk meraih target peringkat lima besar dalam PON.

“Harapan agar tetap menjadi lima besar sangat sulit, jika dibanding dengan provinsi lain yang anggarannya lebih besar,” katanya, kemarin, seraya mencontohkan anggaran PON Jatim dan Jabar masing-masing Rp 100 miliar dan DKI Rp 300 miliar. Tingginya anggaran itu menunjukkan provinsi lain lebih siap untuk menghadapi PON.

“Dengan anggaran segitu, kita juga masih lemah dalam pemberian reward (penghargaan) bagi atlet berprestasi. Kita hanya berharap, dengan pembinaan yang ada saat ini, mereka masih mau jadi atlet Jateng. Karena, tidak menutup kemungkinan, akan ada atlet yang pergi ke provinsi lain dimana reward-nya lebih baik,” ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap, ada pengajuan kembali untuk anggaran PON dalam APBD perubahan Jateng 2012. Idealnya, anggaran PON sekitar Rp 100 jutaan atau hampir sama dengan provinsi lain.

“Angka tersebut sudah termasuk dengan pembinaan dan reward bagi atlet. Reward bisa saja berupa pemberian uang, rumah, atau dapat masuk menjadi PNS,” jelasnya. (ano-wip/13

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger