Misteri Al Muchdar

Nama Muhamad Yahya Al-Muchdar tiba-tiba saja mengagetkan publik Semarang beberapa pekan lalu. Nama ini tercatat di akta perjanjian kerjasama Ancora-PT Laskar Diponegoro sebagai pemegang saham terbesar.

Kepemilikan saham 80 persen di PSIS membuat banyak pihak bertanya-tanya. Siapa sebenarnya Al Muchdar? Lalu apa perannya di Ancora?

Sumber Harsem yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sosok Al Muchdar akrab dengan panggilan Habib. Ia bukan salah satu petinggi Ancora atau memiliki saham di perusahaan investasi itu. Profesinya pengacara, dan orang kepercayaan salah satu direksi Ancora.

Negosiasi awal PSIS dan Ancora juga dilakukan oleh Al-Muchdar. Saat itu PT Laskar Diponegoro mengutus GM Operasional Budi Santoso. Pertemuan selama tiga hari itu dilakukan di salah satu Hotel di Semarang.

“Saya mengikuti semua sejarah ceritanya dan pada waktu itu Ancora yang datang diwakili Al Muchdar. Saya diminta oleh komisaris dan direksi untuk mengawali pembicaraan untuk masalah Ancora, dan saya lah yang bernegosiasi, sekitar bulan Oktober tahun lalu,” terang Busan, panggilan akrab Budi Santoso.

Menurut Budi, nilai investasi yang dinego oleh PSIS ke Ancora waktu itu ialah Rp 11 miliar per musim. Lalu ditawar lagi menjadi Rp 8 miliar (semusim). Tiga bulan pertama, PSIS belum mendapat kucuran dana Ancora, melainkan swadaya PT dan uang revenue sharing dari PSSI.

Namun, pada perjalanannya, Ancora menduga ada korupsi besar-besaran ketika dana diklaim Rp 4,8 miliar habis padahal belum setengah putaran. Namun, dibantah oleh manajemen. Busan mengklaim hanya bertanggungjawab Rp 2,6 miliar dengan laporan lengkap.

“Kontrak Ancora dengan PSIS tidak selamanya, hanya 5 tahun di akta PT. Saya hanya berpikir bagaimana PSIS bisa eksis di tengah larangan menggunakan APBD. Dan semuanya jelas jika ada pihak yang yang melanggar maka perjanjian bisa batal,” tegas Novel Al Bakrie. (wip/13)