Home » , » Mike Tyson Kini Bangkrut (1-Bersambung) Burung Merpati Ubah Jalan Hidupnya

Mike Tyson Kini Bangkrut (1-Bersambung) Burung Merpati Ubah Jalan Hidupnya

Written By p3joeang45 on Selasa, 13 Maret 2012 | 09.32

Pada edisi kemarin dikisahkan Mike Tyson memulai hidup baru dengan menjadi pelawak di televisi. Kini, ikuti cerita tentang bagaimana ia memulai karirnya sebagai petinju.

Michael Gerard Tyson – begitu nama pemberian orang tuanya – lahir 30 Juni 1966 di Broklyn, sebuah daerah keras di New York. Ayahnya, Jimmy Kirkpatrick, meninggalkan rumah saat Tyson berumur 2. Seorang diri sang Ibu, Lorna Smith, membesarkan Tyson beserta dua saudaranya, Rodney dan Denise.

Saat remaja Tyson gemar berkunjung ke Taman Kota Brownsville. Dia jatuh cinta pada taman itu, terutama pada burung dara yang selalu berkerumun. Entah apa daya pikatnya. Dia melihat merpati itu seperti hewan ajaib.

Begitu sayang pada burung itu, ia lalu membeli seekor. Ia kemudian merawat dan memberinya makan, bahkan memandikan. Ia juga bermain-main dan bersenda gurau dengan burung itu.

Suatu hari dia terkejut. Burung dara itu raib. Dicari ke sana ke mari tidak ketemu juga. Ternyata burung itu dicuri para berandal di kawasan itu. Tak cuma mencuri, mereka juga memelintir leher burung itu.

Si pembunuh burung yang tubuhnya lebih besar dari Tyson, yang saat itu berusia 11, ini melempar bangkai itu ke muka Tyson. Tentu saja Tyson kalap. Ia pun menjotosi sang lawan. Ditonton banyak orang, si berandal itu pun babak belur. 

Baku pukul karena burung itu mengubah jalan hidup Mike Tyson. Dari anak rumahan menjadi berandalan jalanan. Dan hidup di jalanan daerah kumuh itu, seakan cuma bisa bertahan dengan kepalan tangan.  Dia lalu bergabung dengan geng jalanan. Berkelahi nyaris saban pekan.

Langganan Penjara
Dan sejak itu hidupnya cuma di dua tempat, jalanan dan penjara. Sebelum berumur 13, Tyson sudah ditangkap polisi 38 kali. Sang ibu yang cemas lalu mengirim Tyson ke sekolah Tryon School for Boys di Johnstown, New York. Sekolah itu menampung banyak anak berandalan. Di situ banyak pilihan ekstrakurikuler. Dan Tyson memilih tinju.

Kelas itu dilatih Bobby Stewart, seorang mantan petinju. Tapi Tyson hanya berlatih beberapa bulan di situ. Melihat bakat besar Tyson, Bobby lalu mengenalkannya dengan pelatih legendaris Cus D’ Amato. Lewat tangan orang inilah dunia mengenal kepalan tangan si leher beton itu.

Dari sekolah itu dia dipindahkan ke sasana tinju D’Amato di Catskill Boxing Club pada 1980. Dibantu asisten Kevin Rooney, D’Amato membentuk ulang anak bengal itu. Menanam kedisiplinan. Melatihnya mengendalikan diri.

Kelak Tyson mengenang D’Amato sebagai arsitek dalam hidupnya. “Dia menghancurkan hidup saya. Tapi kemudian ia membangunnya kembali.” Sang pelatih memindahkan kebengalan anak jalanan itu ke atas ring.

Ketika diperam di sasana itu, ibu Tyson jatuh sakit. Kanker menggerogoti ibu yang berjuang keras. Lalu menyerah. Lorna Smith wafat tahun 1982, dua tahun sebelum Tyson memulai karir profesional.

Sepeninggal sang ibu, D’Amato menjadi wali Tyson. Dia menjadi sosok ayah bagi Tyson, sampai D’Amato meninggal pada 1985. Setelah D’Amato wafat Tyson dilatih Kevin Rooney. (13)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger