INTER Milan membuat langkah besar dengan mempecundangi juara bertahan AC Milan dalam Derby della Madonnina, Senin (16/1) dinihari WIB. Kemenangan 1-0 tersebut tak lepas dari tangan dingin Claudio Ranieri, sang peracik strategi.
Dalam Derby Milano yang digelar di Giuseppe Meazza tersebut, Inter yang kurang diunggulkan mampu menghentikan catatan rekor 12 partai tanpa kekalahan Rossoneri. Kecerdikan Ranieri menginstruksikan pasukannya melalui serangan balik terbukti mujarab.
Zlatan Ibrahimovic cs dibuat mati kutu dengan taktik catenaccio yang dikembangkan Javier Zanetti cs. Meski tampil dominan dengan penguasaan bola 63%, namun Milan minim membuat ancaman ke gawang Julio Cesar.
"Kami membuat langkah besar dan kemenangan atas Milan sangat penting. Ini pertemuan pertama dari dua pertemuan (di Serie-A) musim ini. Tiga kekalahan kami dari Juventus, Napoli, dan Udinese mengajarkan banyak pelajaran," tandas Ranier.
"Dari pertama saya datang ke sini, saya katakan bahwa scudetto di luar jangkauan. Juventus kemudian melambat dan kini kami menghentikan Milan. Hal pertama adalah masuk zona Liga Europa. Langkah berikutnya, kami harus mengejar zona Liga Champions."
Kemenangan ini memang tak mengubah posisi Inter di peringkat kelima. Namun, pasukan Biru Hitam semakin memperpendek jarak dengan Juventus, Milan, dan Udinese. Il Biscione kini hanya dipisahkan enam angka dari Juve, lima dari Milan dan tiga dari Udinese.
Kemenangan ini juga semakin menegaskan dominasi Ranieri terhadap Rossoneri. Ya, dalam delapan pertemuan dengan AC Milan, pelatih yang dijuluki The Tinkerman karena keahliannya mereparasi tim yang sedang terpuruk itu memenangi empat di antaranya, tiga hasil imbang, dan sekali kalah.
Dua musim meracik Juventus, 2007/2008 dan 2008/2009, Ranieri mendapat dua kemenangan dan dua hasil imbang. Kemudian ia pindah ke ibukota dan menangani Roma dari 2009 hingga Februari 2011. Bersama I Lupi, Ranieri tiga kali bertemu AC Milan dan mencatat hasil menang, seri dan kalah masing-masing sekali.
Ranieri juga memutus rekor tiga kemenangan Massimiliano Allegri dalam Derby della Madonnina. Musim lalu, Diavolo Rosso menang dengan skor 1-0 dan 3-0. Lalu pada final Piala Super Italiana di Beijing, Agustus lalu, Milan lagi-lagi menang dengan skor 2-1.
Pelatih 60 tahun ini tak ambil pusing dengan kritikan Allegri yang menilai Inter bermain ultra difensif. "Kami bermain ketat, cerdas dalam taktik dan siap memukul mereka di setiap momen. Terkadang, di musim ini kami main buruk tapi menang. Sekarang, kami bermain bagus dan menemukan energi lagi untuk kembali ke permainan terbaik," jelas Ranieri.
Ya, yang terpenting Inter sudah kembali ke jalur scudetto dan memberi ancaman konkret terhadap para rival. ***
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.