Nasib kurang beruntung menimpa salah satu suporter fanatik Semarang, Suranto, saat menyaksikan laga final Indonesia versus Malaysia, Senin (21/11).
Sur, panggilan akrab pria humoris itu menjadi korban salah tangkap yang dianggap aparat sebagai pelaku pembakaran salah satu loket penjualan karcis Gelora Bung Karno. Hanya karena badan bertato, Sur yang kebetulan tengah melihat lokasi lebih dekat langsung digiring polisi.
Tanpa mendengarkan penjelasan Sur, polisi terus menggiringya meski ada saksi yang melihat Sur hanya ketiban sial. Wakasat Reskrim Polres Jakarta Pusat Kompol Indra Siregar kepada wartawan saat ditemui Stadion GBK, Senayan, Senin mengatakan, dua orang tersebut diamankan karena dicurigai melakukan aksi pembakaran.
“Sesaat setelah api menyala, orang tersebut (Suranto) berada di dekat loket,” katanya.
Herman, seorang saksi mata mengatakan, saat kobaran api terlihat di loket, banyak suporter sedang mengantre. Diduga, suporter marah karena merasa dibohongi. Penjaga tiket menjanjikan akan kembali pada pukul 13.00 WIB selepas istirahat.
“Tapi ditunggu-tunggu sampai pukul 15.00 WIB, nggak dibuka lagi,” ujar Herman.
Banyak saksi di lokasi yang mengetahui persis saat loket telah terbakar, Sur dan beberapa orang suporter lainnya melihat TKP. Apesnya, tak berselang lama pasukan anti huru-hara datang dan menembakkan peluru hampa. Setelah itu mereka membawa dua orang yang diduga pelaku, termasuk Sur.
Dibantu komunitas Panser Biru Dejabotabek dan manajemen PSIS, Sur akhirnya dibebaskan karena ia tidak terbukti bersalah. Tadi malam, Sur resmi dibebaskan dari dugaan dan meninggalkan Polres Metro Jakarta Pusat.
Tyas, istri Sur, tampak bahagia mendengar sang suami terbebas dari jerat perkara di Jakarta. “Alhamdulillah Ya Allah suami saya telah dipulangkan. Saya telah mendengar suaranya lewat telepon. Lega rasanya,” kata Tyas. Diperkirakan pagi ini Suranto sudah menginjakkan kaki di Semarang. (wig/rif)
Sur, panggilan akrab pria humoris itu menjadi korban salah tangkap yang dianggap aparat sebagai pelaku pembakaran salah satu loket penjualan karcis Gelora Bung Karno. Hanya karena badan bertato, Sur yang kebetulan tengah melihat lokasi lebih dekat langsung digiring polisi.
Tanpa mendengarkan penjelasan Sur, polisi terus menggiringya meski ada saksi yang melihat Sur hanya ketiban sial. Wakasat Reskrim Polres Jakarta Pusat Kompol Indra Siregar kepada wartawan saat ditemui Stadion GBK, Senayan, Senin mengatakan, dua orang tersebut diamankan karena dicurigai melakukan aksi pembakaran.
“Sesaat setelah api menyala, orang tersebut (Suranto) berada di dekat loket,” katanya.
Herman, seorang saksi mata mengatakan, saat kobaran api terlihat di loket, banyak suporter sedang mengantre. Diduga, suporter marah karena merasa dibohongi. Penjaga tiket menjanjikan akan kembali pada pukul 13.00 WIB selepas istirahat.
“Tapi ditunggu-tunggu sampai pukul 15.00 WIB, nggak dibuka lagi,” ujar Herman.
Banyak saksi di lokasi yang mengetahui persis saat loket telah terbakar, Sur dan beberapa orang suporter lainnya melihat TKP. Apesnya, tak berselang lama pasukan anti huru-hara datang dan menembakkan peluru hampa. Setelah itu mereka membawa dua orang yang diduga pelaku, termasuk Sur.
Dibantu komunitas Panser Biru Dejabotabek dan manajemen PSIS, Sur akhirnya dibebaskan karena ia tidak terbukti bersalah. Tadi malam, Sur resmi dibebaskan dari dugaan dan meninggalkan Polres Metro Jakarta Pusat.
Tyas, istri Sur, tampak bahagia mendengar sang suami terbebas dari jerat perkara di Jakarta. “Alhamdulillah Ya Allah suami saya telah dipulangkan. Saya telah mendengar suaranya lewat telepon. Lega rasanya,” kata Tyas. Diperkirakan pagi ini Suranto sudah menginjakkan kaki di Semarang. (wig/rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.