Home » , » Tewasnya Simoncelli Tim Medis Sepang Menuai Kritik

Tewasnya Simoncelli Tim Medis Sepang Menuai Kritik

Written By Harian Semarang on Selasa, 01 November 2011 | 01.02

KEMATIAN Marco Simoncelli berbuntut dengan kritikan terhadap standar penanganan kecelakaan di Sirkuit Sepang. Petugas medis Sepang mendapat sorotan menyusul kecelakaan yang merenggut nyawa Super Sic. Pebalap asal Italia itu dianggap tak mendapat pertolongan pertama yang baik.

Kontroversi terkait kematian Simoncelli merebak menyusul mulai terkuaknya rekaman video atau foto-foto yang diambil beberapa saat setelah kecelakaan maut tersebut. Yang yang muncul ke permukaan, khususnya di Italia, adalah penanganan terhadap pebalap kribo itu setelah dia dihantam motor Colin Edwards dan Valentino Rossi.

Kemarin, surat kabar terbitan Italia La Repubblica memuat surat seorang ahli penyelamatan bernama Fabio Venturi yang intinya mempertanyakan buruknya pertolongan pertama yang diberikan petugas pada Simoncelli.

Salah satu yang diamati Venturi adalah saat tubuh Simoncelli dipindahkan ke tandu dan diangkat ke pinggir lintasan. Saat itu dia menyebut kalau tubuh Simoncelli lebih terlihat seperti diseret ketimbang diangkat oleh petugas. Dalam beberapa foto memang terlihat kalau tubuh Simoncelli tak sepenuhnya berada di atas tandu dan tandu seperti diangkat dengan sembarangan.

Proses pengangkatan tubuh Simoncelli ke atas tandu juga dinilai terlalu sembrono. Padahal itu harusnya dilakukan secara hati-hati agar jika ada cedera leher diderita itu tak akan memperparah kondisi sang pebalap.

"Dia dipindahkan ke atas tandu dengan cara yang tidak seharusnya dan tak sesuai dengan standar keselamatan. Dalam kecelakaan seperti ini, ambulance harusnya masuk ke lintasan dan mendatangi Simoncelli," tulis Vanturi.

Pada kenyataannya petugas kesehatan harus menggotong tubuh Simoncelli cukup jauh untuk bisa sampai ke mobil ambulance. Bahkan ayah Simoncelli, yang datang ke titik lokasi menggunakan skuter, sampai ikut membantu mengangkat tubuh anaknya ke dalam ambulance. Demikian dikutip dari Marca.

"Berdasarkan protokol, seharusnya kondisi pembalap diperiksa dan dipindahkan dengan sangat berhati-hati dengan memperhatikan pergerakan lehernya. Metode yang digunakan untuk memindahkan Marco tidak tepat dan berbahaya. Saya pribadi bahkan tak akan menggunakannya (bahkan) saat memindahkan sekarung kentang," lanjut Vanturi. (twu)


Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger