Khusnul Yakin (depan, paling kiri) saat berseragam PSIS dengan materi pemain yang sangat meyakinkan. Inzet, Porras bersama keluarga kecilnya (DOKUMENTASI) |
Bila GM Teknik Agung Nugroho sukses menangkup sejumlah eks bintang PSIS, maka akan terjadi reuni. Salah satunya ialah duet Khusnul Yakin-Emanuel Matias de Porras.
Khusnul Yakin, produk lama PSIS yang siap ‘pulang kandang’. Setelah berhari-hari mengikuti seleksi, Khusnul mulai harap-harap cemas. Namun, pemain asal Brebes ini tetap bersabar sambil proses nego berjalan.
Khusnul yang hijrah ke Pelita Jaya bersama M Ridwan sempat digadang-gadang kembali ke Semarang, sejak dua musim silam. Namun, Inul – panggilan akrab Khusnul – malah baru merapat sekarang saat masa keemasannya mulai pudar.
“Bukan karena apa-apa sebenarnya, memang kontrak saya di Pelita Jaya selama dua musim. Kalau sekarang saya diberi tempat di PSIS akan sangat senang,” kata Khusnul.
Hengkang ke Pelita Jaya di saat PSIS kritis tak membuat Khusnul berkibar seperti di Semarang. Jebolan PS Undip ini kurang bersinar di Pelita. Saat ditukangi Fandi Ahmad, Inul jarang ditempatkan di line up. Akhirnya, permainan Khusnul tidak berkembang.
Baik Khusnul maupun Porras sampai saat ini belum 100% deal. Keduanya memang berpeluang besar kembali bernostalgia setelah manajemen berusaha keras agar duet ini bisa dimainkan, plus satu striker bule lainnya, Simone Quintierri.
Dimana Kau, Porras?
Hingga kemarin, Cachi yang dijanjikan datang hari Rabu belum juga tampak batang hidungnya. Pemain yang musim lalu mencetak sepuluh gol bersama Jakarta FC di Liga Primer Indonesia itu ternyata sangat sulit direngkuh.
“Setelah prioritas Herry, Iwan dan Basri, kami akan segera membicarakan dengan Khusnul dan Kurnanda Fajar,” kata GM Teknik Setyo Agung Nugroho.
Emmanuel de Porras sendiri sebelum berlabuh di Jakarta FC – saat masih berkostum Acassusso, tim Primera B Metropolitana atau liga trap ketiga di Argentina – badannya cukup gemuk. Seperti yang pernah diberitakan Zona Norte Diario, 20 Agustus 2010, striker berusia 29 ini belum menorehkan satu gol pun dan lebih sering dicadangkan.
Sebelumnya di musim 2009/2010 ia masih subur saat berkostum Flandria (level liga yang sama, red). Total, ia menyumbangkan 13 gol dan menjadi top skor urutan ketiga.
Perburuan terhadap Cachi mengingatkan kita pada aksi Yoyok Sukawi yang berjibaku mengejar-ngejar striker Tango ini di Jakarta, di tengah ajang Piala Emas Bang Yos, 2005. Yoyok perlu bersitegang dan main kucing-kucingan dengan Persija yang juga sangat ngebet pada Porras.
Bedanya, saat itu pria kelahiran Buenos Aires 16 Oktober 1981 yang juga ayah balita cewek bernama Nuevas Martina (hasil pernikahanya dengan Agustina Casillo) ini masih langsing dan trengginas. Sekarang? Ya, begitulah … (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.