Lipio Rawan Curang

Hari ini, tim SMPN 4 Semarang bakal memulai perjuangan di putaran final Lipio di Bandung. Dwi Chandra cs mewaspadai faktor non-teknis termasuk kecurangan yang mungkin terjadi.

TIM SMPN 4 Semarang sebagai wakil Semarang dan Jateng di putaran final Liga Pendidikan Nasional (Lipio) 2011 mewaspadai potensi kecurangan yang dilakukan lawan-lawan mereka. Berkaca dari pengalaman tahun lalu, kecurangan itu rawan terjadi, terutama pada pencurian umur.

Hingga saat ini, skuad besutan Achmad Wiryo ini masih trauma dengan kejadian pada 2010 di Yogyakarta. Pasalnya, sejumlah tim diketahui curang dengan menggunakan pemain yang melebihi batas usia. Hingga akhirnya gagal menggenggam tiket ke babak selanjutnya.

“Besar harapan kami, panitia Lipio tahun ini bisa lebih baik dengan memperhatikan hal seperti itu dan bersikap tegas terhadap yang melanggar,” ucap pelatih SMPN 4 Acmad Wiryo.

Wiryo menambahkan, sepakbola Indonesia, terutama di tingkat pelajar tidak akan bisa maju bila masih terdapat kecurangan-kecurangan dalam turnamen maupun kompetisi.

“Pelajar itu generasi yang patut diarahkan menjadi lebih baik. Tapi kalau sudah diajarkan dengan hal-hal buruk, mau jadi apa mereka nantinya,” lanjutnya.

Pada 2010 lalu, ketika itu Mustaqin masih memegang kendali strategi, SMPN 4 terhenti di babak 8 besar setelah dipecundangi lawannya yang juga berasal dari Jateng. Ternyata, lawan menyelipkan pemain yang tidak sah, atau melebihi umur yang ditetapkan.

 Meski lawan akhirnya didiskualifikasi, tetap saja SMPN 4 tetap tidak bisa melanjutkan ke babak selanjutnya. Mereka terpaksa angkat koper terlebih dahulu, dan merelakan peluang menjadi juara.

“Kami meminta panitia tahun ini untuk lebih selektif lagi dalam mendata para pemain supaya tidak terjadi kecurangan lagi. Sehingga Lipio ini benar-benar kompetisi bersih dan ajang pembelajaran yang baik bagi pelajar,” tutur Wiryo. (wse/twu)