Sepercik Doa Yatim Piatu

 

Hj Salma, pengasuh Panti Asuhan Panti Asuhan Darul Hadlonah Mangkang, Semarang, tak malu menyebut kalimat “Hidup PSIS!” dengan lantang saat menerima ratusan suporter SneX yang mengadakan buka bersama, kemarin petang.

Ia juga mengaku tak segan mengizinkan anak-anak panti asuhan itu untuk menonton PSIS sebagai selingan di sela-sela mengaji dan memperdalam agama dalam keseharian mereka.

Acara buka bersama itu tidak mewah, namun harapan dan doa yang dipanjatkan bersama membuat bulu kuduk merinding.

“Banyak anak-anak kami juga pecinta PSIS. Kami tidak melarang jika mereka ingin menonton siaran langsung asal tidak mengganggu waktu mengaji,” ungkap Salma.

Ia berterima kasih atas perhatian SneX di bulan yang penuh rahmat ini. Dengan hantaran berupa beras, mi instan, uang tunai, serta pakaian pantas pakai, SneXers juga terbawa nuansa takzim, tidak berlebihan, tetapi menguras airmata.

Tausyiah yang dipersembahkan oleh Kiai Mustaqim juga menggelitik. Ia yang sebenarnya warga Pati ini masih mengingat kebesaran PSIS dengan menyebut nama De Porras.

Dalam ceramahnya, betapa ia menggambarkan bahwa PSIS menjadi bagian dari hiburan masyarakat, terutama Semarang dan sekitarnya. Sepercik doa lalu ia panjatkan untuk PSIS yang akan berjuang untuk menghadapi proses verifikasi menuju liga profesional musim depan. 

“Insya Allah dengan dukungan semua masyarakat dan suporter, PSIS bisa melewati perjuangan ini dengan baik,” kata Mustaqim yang diamini seluruh suporter dan anak-anak panti asuhan.

Tidak ada yang istimewa dari sebuah klub sepakbola, memang. Di tengah bimbang sejumlah pihak akan kelangsungan hidup PSIS, masyarakat yang bukan publik PSIS pun berdoa agar PSIS terus eksis. (wiwig prayugi/rif)