Pemain Terombang-ambing

Sebagai pion, para pemain kini berada dalam pusaran kebingungan. PSSI, entah mengapa, harus membiarkan mereka seperti ayam kehilangan induk.

Liga Indonesia terus berbelit-belit. Setelah melewati transisi kepengurusan yang rumit ditambah aturan dilarang memakai dana dari APBD, kini pelaku sepakbola harus menunggu hasil dari kebingunan PSSI menentukan format kompetisi dua liga.

Kondisi itulah yang membuat sejumlah pemain eks PSIS masih bingung menentukan langkah menuju musim depan. Eko Pujianto misalnya. Stoper asal Padang ini mengaku masih enggan bergerak meski sudah ada beberapa tawaran.

“Kalau yang sekadar hubungin memang ada, tapi saya tidak mau buru-buru mengambil keputusan karena kompetisi juga belum jelas. Saya takut salah mengambil langkah,” katanya.

Namun, Eko masih menaruh harapannya kembali berkostum PSIS. Pemain berusia 22 yang sudah dua musim di Mahesa Jenar ini tetap memprioritaskan PSIS sebagai klub yang akan disinggahinya.

Imral Dirayu Klub LPI
Sementara itu, Imral Usman yang kini tengah menikmati libur bersama keluarganya di Bandung menegaskan, dirinya juga masih menanti kabar PSSI mengenai format liga musim depan. Ayah dua anak ini mengaku sudah mendapat tawaran dari sejumlah klub LPI.

“Sudah ada tawaran, kebanyakan dari LPI. Tapi saya juga masih ragu-ragu karena format kompetisi belum jelas,” tegasnya.

Senada dengan Eko, Imral memang tak mau buru-buru mengambil keputusan meski sudah ada tawaran. Ia hanya bisa menjaga performa dengan menu latihan sendiri. Soal PSIS yang tanpa dana APBD dan akan membuat klub hemat belanja pemain, Imral tak bisa berkomentar banyak.

“Harusnya dari dulu kan memang tidak boleh pakai APBD,” tandasnya.

Kondisi liga yang tidak jelas ini memang membuat bingung semua pelaku kompetisi termasuk pemain. Sementara itu, Herry Susilo mengisyaratkan kemungkinan besar bergabung ke Semarang United karena merasa PSIS belum ada kepastian.

Suporter Galang Dana
Di tengah masa ketidakpastian ini, kepedulian suporter Semarang terus mengalir. Ya, sudah lebih dari sepekan, suporter Semarang melakukan penggalangan dana dengan mengamen di beberapa jalan protokol di Semarang.

Di dunia maya, suporter juga ramai berdiskusi di open group facebook “Gerakan Peduli PSIS”. Di forum itu, suara-suara suporter yang kritis bermunculan, apalagi setelah penunjukan GM yang terkesan mendadak oleh ketua umum yang menimbulkan pro-kontra.

“Salut lah dengan suporter Semarang yang sangat peduli dengan PSIS. Kami sangat berterimakasih dengan dukungan yang sangat besar. Saya harap permasalahan di PSIS cepat selesai dan lekas membentuk tim,” tutup Eko. (rif)