Dana kucuran APBD kini di-geruduk banyak orang. ‘Uang panas’ inilah yang melahirkan berbagai program dan terobosan baru, salah satunya Liga Primer Indonesia.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo menegaskan, selama ada program untuk kepentingan kemajuan sepakbola di Indonesia maka seluruh kompetisi harus didukung bersama. Jika ada kompetisi yang mencari bibit-bibit pemain sepakbola maka itu juga lebih baik.
“Caranya ada yang melalui PSSI, ada yang melalui LPI, dan lain-lain,” ujar mantan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) ini. Selama ini, banyak klub sepakbola mendapatkan kucuran dana dari APBD untuk biaya mengarungi kompetisi dibawah naungan PSSI. Di Semarang misalnya, PSIS mendapatkan Rp 1,2 miliar dari APBD Perubahan 2010 lalu.
Gelontoran dana APBD untuk PSIS akhir-akhir ini memang berkurang tajam. Selain karena dikecam berbagai pihak, saat ini PSIS sudah berada di kompetisi divisi utama, tidak di kompetisi Liga Super, sehingga ongkosnya tak terlalu mahal.
Sebelumnya, dana yang diterima PSIS dalam musim kompetisi tahun tahun lalu adalah Rp 3,1 miliar pada 2004, Rp 7,2 miliar (2005), Rp 14 miliar (2006), serta Rp 12,2 (2007). (rif)
Gubernur Jateng Bibit Waluyo menegaskan, selama ada program untuk kepentingan kemajuan sepakbola di Indonesia maka seluruh kompetisi harus didukung bersama. Jika ada kompetisi yang mencari bibit-bibit pemain sepakbola maka itu juga lebih baik.
“Caranya ada yang melalui PSSI, ada yang melalui LPI, dan lain-lain,” ujar mantan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) ini. Selama ini, banyak klub sepakbola mendapatkan kucuran dana dari APBD untuk biaya mengarungi kompetisi dibawah naungan PSSI. Di Semarang misalnya, PSIS mendapatkan Rp 1,2 miliar dari APBD Perubahan 2010 lalu.
Gelontoran dana APBD untuk PSIS akhir-akhir ini memang berkurang tajam. Selain karena dikecam berbagai pihak, saat ini PSIS sudah berada di kompetisi divisi utama, tidak di kompetisi Liga Super, sehingga ongkosnya tak terlalu mahal.
Sebelumnya, dana yang diterima PSIS dalam musim kompetisi tahun tahun lalu adalah Rp 3,1 miliar pada 2004, Rp 7,2 miliar (2005), Rp 14 miliar (2006), serta Rp 12,2 (2007). (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.