Nyawa Camacho Tak Tertolong

PETINJU legendaris Hector 'Macho' Camacho dinyatakan meninggal dunia, Sabtu (24/11) waktu setempat, setelah keluarganya menyetujui untuk mencopot seluruh alat bantu medis di tubuhnya.

Camacho mengalami penembakan oleh seseorang tak dikenal pada Selasa (20/11), di kawasan San Juan, Puerto Rico, saat tengah berada di dalam mobil dan duduk di kursi penumpang. Penembakan itu sendiri ikut menewaskan Alberto Yamil Mojica Moreno, rekan Camacho yang saat itu juga berada di dalam mobil.

Camacho pun kemudian langsung dibawa ke rumah sakit Centro Medico de Rio Piedras dan kondisinya sempat dilaporkan oleh pihak tim dokter cukup stabil paska menjalani perawatan.

Akan tetapi, pada hari Rabu (21/11) dinihari waktu setempat, Camacho sempat dihantam cardiac arrest dan memerlukan bantuan mesin (peralatan) medis untuk menjaga nyawanya. Secara klinis, dokter menyebutkan kemudian, otak Camacho tak lagi berfungsi.

Mendengar keterangan dokter yang demikian, ibunda Camacho, Maria Matias, pun berpendapat lebih baik alat bantu medis yang menempel di tubuh Camacho dicopot. Sementara cucunya, Hector Jr., yang merupakan anak Camacho, masih ingin merawat sang ayah hingga sembuh.

Walhasil, setelah sempat menjalani perdebatan, akhirnya keluarga Camacho sepakat untuk memutuskan agar mencopot alat bantu medis tersebut. Dengan kata lain, merelakan Camacho "pergi" selamanya.

Ernesto Torres, selaku direktur Pusat Medis Rio Piedras, mengatakan bahwa Camacho sempat (kembali) mengalami cardiac arrest tatkala alat bantu medisnya dicopot, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Demikian diwartakan BBC.

Sepanjang kariernya bertinju, Camacho telah berhasil menggondol gelar juara dunia di tiga kelas berbeda--kelas ringan super, kelas ringan, kelas welter junior.

Kali terakhir ia bertarung dalam laga perebutan gelar pada 1997 dengan menantang juara kelas welter yang saat itu dipegang Oscar De La Hoya. (*)