Home » , , , » Dihakimi Kanan-kiri, Nil Maizar Tetap Sabar

Dihakimi Kanan-kiri, Nil Maizar Tetap Sabar

Written By Taufik on Senin, 08 Oktober 2012 | 09.04

(harsem/dok)
Dihantam kiri-kanan, Nil Maizar mengaku tak terpengaruh.

Pelatih timnas senior Indonesia Nil Maizar tidak menunjukkan reaksi berlebihan, bahkan cenderung menanggapi dingin, ketika makin banyak komentar-komentar miring yang dialamatkan kepadanya. Khususnya tentang hal yang meragukan kualitas dan kelayakannya sebagai pelatih tim Merah Putih.

Mantan pembesut Semen Padang itu bilang, silakan orang-orang yang tak suka padanya menilainya sebagai pelatih tak bermutu. Karena baginya saat ini yang terpenting adalah menjalankan tanggung jawabnya sebagai pelatih timnas.

Dia hanya mempertanyakan alasan mengapa orang-orang bisa menilainya tak berkualitas, tanpa mengetahui bagaimana kondisi sesungguhnya dia bekerja. Dia meminta jangan terlalu gampang menghakimi seorang pelatih di saat kondisi sepakbola Indonesia yang tidak normal.

"Dengan segala hormat kepada semua sejawat saya sesama pelatih, siapa pun pelatih timnas saat ini, dengan segala keterbatasan pemain dan bekerja dalam kondisi tak nyaman, tidak akan bisa berbuat maksimal menciptakan timnas yang ideal seperti yang diharapkan publik. Hal terbaik yang bisa saya lakukan adalah membuat pemain tetap bersemangat dan bangga membela timnas mereka. Saya bisa dan sudah lakukan itu," katanya.

Jangan Hakimi Pemain
Selain itu, walau tak mempermasalahkan dirinya dicap tak berkualitas sebagai pelatih, tapi dia meminta jangan menyebut pemain-pemainya juga tak berkualitas. Karena para pemain itulah yang berjuang di lapangan. Sementara pelatih tugasnya mengarahkan mereka bermain, menyiapkan strategi, dan memberikan motivasi.

"Terserah mereka menilai saya pelatih tak berkualitas, tapi jangan sebut pemain saya tak berkualitas. Kasihan mereka, telah berjuang dan memeras keringat di lapangan demi negara ini, tolong hargai itu," tegas lelaki 42 tahun itu.

Menurutnya, sangat tidak pantas kalau mengatakan seorang pemain yang telah habis-habisan membela timnas direndahkan. Kurang kualitas apa pemain-pemain seperti Irfan Bachdim, Wahyu Wijiastanto, Samsidar, bahkan pemain veteran seperti Ellie Aiboy. Mereka secara teknis sama berkualitasnya dengan pemain-pemain terbaik negeri ini, termasuk yang bermain di kompetisi ISL. Yang membedakan cuma mau atau tidak mereka datang ke timnas.

Padahal, pada prinsipnya Nil mengaku tak membeda-bedakan pemain, tak melihat kompetisi atau klub mereka bermain. "Saya malah berharap, kalau mereka semua putra-putra terbaik bangsa di olahraga ini, bisa  bersama-sama membesarkan timnas. Jangan halangi lagi mereka membela negaranya," kata pelatih berlisensi A AFC ini.

Walau dihantam kiri kanan, dihujat, dan diragukan kemampuannya, Nil bertekad terus bekerja semaksimal mungkin mempersiapkan timnas untuk Piala AFF 2012 nanti. Baginya ini adalah tugas dan tanggungjawab yang harus dituntaskan, sebagai pertanggungjawaban kepada bangsa ini.

"Saya datang ke timnas hanya bermodal keikhlasan, memenuhi kewajiban sebagai warga negara  ketika negara membutuhkan tenaga saya. Saya tidak meminta-minta, apalagi mengemis untuk jadi pelatih timnas. Saya tinggalkan Semen Padang yang sedang berada di puncak prestasi, demi timnas," ucap lelaki yang berada di peringkat sepuluh besar dalam coaching clinic yang digelar Federasi Sepakbola Jerman beberapa bulan lalu itu. (rif)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger