Quintierri Tak Menarik Lagi

Edy Paryono tak girang-girang amat dengan poin absolutnya atas Persikab Kabupaten Bandung. Bagaimana tidak, melawan pemain muda lokal, PSIS yang menurunkan tiga bule-nya justru tampil di luar dugaan.

Satu sosok yang menjadi catatan Edy ialah Simone Quintierri. Sentilan Edy muncul saat kedua tim melakukan sesi jumpa pers usai pertandingan, Sabtu (28/1) petang. Pelatih Persikab Encang Ibrahim begitu bangganya dan memuji anak-anak muda Soreang yang bisa mengimbangi PSIS.

Saat itu, Encang tegas mengatakan ia tak suka dengan pemain asing. Keberadaan pemain asing di Persikab juga bukan kategori yang wah. Saat itu juga Edy meneruskan arah pembicaraan Encang mengenai pemain asing.

“Saya setuju dengan apa yang dilakukan Persikab. Jika pemain asing tidak memberikan kontribusi, maka akan sia-sia,” tandas Edy.

Edy mungkin tidak bermaksud mengarah ke penampilan Simone Quintierri yang semakin menurun. Namun, raut kekecewaan jelas sekali tergambar. Dengan diturunkan menjadi starter, Simone digadang bisa mendobrak serangan.

Namun, yang terjadi justru miss komunikasi dan ia sering kehilangan bola. Edy pun tegas menariknya dan menukar dengan penggempur lokal, setengah jam kemudian. Masuknya Engkus Kuswaha cukup mengubah permainan Mahesa Jenar.

Dari pengamatan Harsem, beberapa kali Simone sering tidak diberi umpan oleh rekannya meski dalam posisi bebas. Jika diberi umpan pun, ia sering kehilangan bola dan serangan berhenti di kakinya. Disinyalir, hubungan Simone dan pemain PSIS lainnya kurang harmonis.

Edy Paryono memang tak bisa langsung mendepak pemain berdarah Italia itu. Sebelumnya, Simone absen beberapa kali sesi latihan karena mengaku ada masalah yang menimpanya. Edy pun tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

“Kita tidak gegabah dengan mencoret pemain, yang harus kami lakukan ialah mengevaluasi total, kesalahan bukan hanya pada satu individu. Pemain juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya,” tutup Edy. (rif)