Menunggu Aksi Basri

Basri Lohi mungkin pemain paling “entertain” di skuad PSIS musim ini. Aksi-aksinya selalu ditunggu-tunggu penonton. Ia tampil menghibur dengan kecepatan dan penetrasinya yang meliuk-liuk.

Musim lalu, posisi Basri memang tak jauh beda. Ia lebih banyak menempati kursi cadangan. Sempat menjadi starter di awal laga musim ini, Basri akhirnya mantap menghuni bench dan menjadi supersub. Alhasil, ia pun ‘sukses’ menjadi supersub.

“Untuk penurunan pemain saya tinggal menjalankan saja, menjadi cadangan bukan berarti saya tidak punya kontribusi. Justru saya harus lebih bersemangat,” kata Basri.

Pencetak empat gol bersama Laskar Mataram dua musim lalu ini tak ambil pusing meski saat berkostum PSIM dirinya selalu menjadi starter. Bahkan, saat ditangani Maman Durachman di PSIM, Basri selalu menjadi aktor pengobrak-abrik pertahanan lawan.

Basri tak patah arang. Dua momen saat ia sukses menjadi supersub ialah saat PSIS melakoni laga away versis Persikota, 14 Desember 2010. Basri yang diturunkan di menit ke-70 sukses menyarangkan golnya ke gawang Persikota 10 menit kemudian. PSIS pun sukses meraih satu poin dari hasil seri, 1-1.

Momen kedua ialah saat PSIS menjamu Persikab di Jatidiri, 20 April 2011. Basri menjadi pahlawan Semarang dengan gol tunggalnya di injury time. Saat itu PSIS nyaris kehilangan tiga poin untuk yang kedua kalinya.

Basri Lohi menambah deretan nama yang menjadi supersub PSIS.  Sebelumnya ada Indriyanto Nugroho pada musim 2004 (ia lalu  menjadi bomber lokal milik PSIS paling tajam dengan torehan 23 gol). Sebelumnya, ada nama Hadi Surento, Deftendi Yunianto, dan Susanto (1999), Purwanto (2003), Bambang Harsoyo (2003), dan Khusnul Yakin (2002).

Musim ini, Basri kembali digadang menjadi supersub di tangan Edy Paryono. Sayangnya, ia lebih sering kebagian main tak lebih dari lima belas menit. Saat dijamu PSCS, Jumat pekan lalu, Basri diturunkan lebih cepat, yakni menit ke 70. (wig/rif)