SEKOLAH sepakbola (SSB) bagi Kurnanda Fajar Saktiaji sangat besar artinya. Di sanalah pertama kali ia menimba ilmu sepakbola, mengenal permainan, dan bertemu kawan, hingga menjadi seperti sekarang.
Striker masa depan PSIS itu kemarin menyumbang puluhan bola untuk mantan SSB-nya, SSS (Sport Supaya Sehat) Semarang, di sekretariat SSB tersebut di Stadion Sidodadi, Halmahera.
Bola-bola itu ia beli dari hasil jerih payahnya sebagai pemain PSIS. Mengenakan celana pendek dan kaus yang sama-sama berwarna hitam, Kurnanda sengaja menyambangi rekan-rekan dan yuniornya di SSS di Sidodadi, sebelum ia bergegas menuju Stadion Jatidiri guna mempersiapkan diri menghadapi lawan berikutnya PSIS, PSIR.
Setelah menyerahkan secara resmi bola-bola baru itu pada Joko, bagian administrasi SSS, Kurnanda pun keluar dari ruangan dan kemudian menyalami sejumlah pelatih, para orangtua yang menunggu putra-putranya berlatih, dan sejumlah pemain yunior.
“Kami bangga punya pemain yang tak lupa kulitnya. Kurnanda sudah terkenal, tapi masih ingat pada kami-kami di sini. Ini sikap yang patut ditiru adik-adiknya di SSS,” ujar Firman Anggoro, pelatih yang memoles siswa SSS kelahiran 2000.
Kepada Harsem, Kurnanda antuasia ketika membicarakan SSS. “Di sini (SSS) masih banyak teman dan adik-adik angkatan. SSB bagi saya rumah pertama untuk belajar sepakbola dan mempunyai banyak teman. Ya, memang tidak seberapa (bola) yang saya berikan, tapi saya berharap semoga bermanfaat untuk adik-adik,” katanya.
Salut, Nanda! (rif/wig)
Striker masa depan PSIS itu kemarin menyumbang puluhan bola untuk mantan SSB-nya, SSS (Sport Supaya Sehat) Semarang, di sekretariat SSB tersebut di Stadion Sidodadi, Halmahera.
Bola-bola itu ia beli dari hasil jerih payahnya sebagai pemain PSIS. Mengenakan celana pendek dan kaus yang sama-sama berwarna hitam, Kurnanda sengaja menyambangi rekan-rekan dan yuniornya di SSS di Sidodadi, sebelum ia bergegas menuju Stadion Jatidiri guna mempersiapkan diri menghadapi lawan berikutnya PSIS, PSIR.
Setelah menyerahkan secara resmi bola-bola baru itu pada Joko, bagian administrasi SSS, Kurnanda pun keluar dari ruangan dan kemudian menyalami sejumlah pelatih, para orangtua yang menunggu putra-putranya berlatih, dan sejumlah pemain yunior.
“Kami bangga punya pemain yang tak lupa kulitnya. Kurnanda sudah terkenal, tapi masih ingat pada kami-kami di sini. Ini sikap yang patut ditiru adik-adiknya di SSS,” ujar Firman Anggoro, pelatih yang memoles siswa SSS kelahiran 2000.
Kepada Harsem, Kurnanda antuasia ketika membicarakan SSS. “Di sini (SSS) masih banyak teman dan adik-adik angkatan. SSB bagi saya rumah pertama untuk belajar sepakbola dan mempunyai banyak teman. Ya, memang tidak seberapa (bola) yang saya berikan, tapi saya berharap semoga bermanfaat untuk adik-adik,” katanya.
Salut, Nanda! (rif/wig)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.