Oleh Wikha Setiawan & Wiwig Prayugi
Hasil membanggakan 3-0 atas PSIR, Sabtu (14/1), ternodai ulah anarkis para suporter. Lebih miris, bentrok SneX dengan Panser Biru menelan satu korban nyawa dan sedikitnya empat orang luka-luka.
Menanggapi hal itu, pengurus pusat SneX mengutuk keras aksi brutal yang dilakukan oleh oknum suporter berbendera Panser Biru pada Sabtu malam lalu. SneX menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Kami sangat mengutuk keras, dan menyesalkan kejadian ini. Apalagi sampai timbul korban nyawa yang dilakukan oleh oknum sporter yang sama-sama pendukung PSIS,” ujar Pembina Snex Agus Junianto saat jumpa pers di Rumah Makan Sederhana, Jalan Pandanaran, kemarin.
Pria yang akrab disapa Bang Jun ini menambahkan, sembari meminta kepada aparat Kepolisan untuk segera menuntaskan kasus ini, SneX juga membentuk tim investigasi yang diketuai Edi LP guna mencari data atas kejadian tersebut.
“Bukan mendahului aparat, tapi tim investigasi ini untuk mencari data-data yang ada. Melalui tim investigasi ini kami bersedia membantu aparat untuk sampaikan data-data bila dibutuhkan,” lanjutnya.
Ketua tim investigasi Snex Edi LP mengatakan, pihaknya sudah mengantongi sejumlah bukti kuat berupa senjata tajam dan balok kayu yang digunakan oknum Panser Biru untuk bertindak anarkis.
Dari beberapa keterangan korban, imbuh Edi LP, kejadian Sabtu malam tersebut bukan tawuran, melainkan pengadangan yang dilakukan oknum Panser Biru. “Kami punya cukup bukti kuat. Ada beberapa senjata tajam yang berhasil kami temukan,” papar Edi LP sambil menunjukkan gambar dalam handphone-nya.
Akibat kejadian tersebut korban meninggal bernama Ovik Anggara, anggota Korcab Snex Demak, dan empat luka berat yaitu Rio, Roni, Basuki, Rizal. Saat ini, mereka dirawat di RS Bhayangkara dan RS Kariadi.
Selain itu, terdapat empat kendaraan bermotor rusak berat, yang semuanya milik anggota Snex. Menurut salah satu pendiri Snex Mawardi, pengadangan ini diduga sudah direncanakan karena oknum telah membawa senjata, dan terjadi di beberapa titik yaitu di GOR Jatidiri, Jalan Sisingamaraja, Brigjen Sudhiarto, Majapahit, dan Gajah.
“Kami menduga ini semua sudah diskenario, karena tidak mungkin emosi dadakan lalu berujung pengadangan di beberapa tempat,” kata Mawardi.
Hasil membanggakan 3-0 atas PSIR, Sabtu (14/1), ternodai ulah anarkis para suporter. Lebih miris, bentrok SneX dengan Panser Biru menelan satu korban nyawa dan sedikitnya empat orang luka-luka.
Menanggapi hal itu, pengurus pusat SneX mengutuk keras aksi brutal yang dilakukan oleh oknum suporter berbendera Panser Biru pada Sabtu malam lalu. SneX menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Kami sangat mengutuk keras, dan menyesalkan kejadian ini. Apalagi sampai timbul korban nyawa yang dilakukan oleh oknum sporter yang sama-sama pendukung PSIS,” ujar Pembina Snex Agus Junianto saat jumpa pers di Rumah Makan Sederhana, Jalan Pandanaran, kemarin.
Pria yang akrab disapa Bang Jun ini menambahkan, sembari meminta kepada aparat Kepolisan untuk segera menuntaskan kasus ini, SneX juga membentuk tim investigasi yang diketuai Edi LP guna mencari data atas kejadian tersebut.
“Bukan mendahului aparat, tapi tim investigasi ini untuk mencari data-data yang ada. Melalui tim investigasi ini kami bersedia membantu aparat untuk sampaikan data-data bila dibutuhkan,” lanjutnya.
Ketua tim investigasi Snex Edi LP mengatakan, pihaknya sudah mengantongi sejumlah bukti kuat berupa senjata tajam dan balok kayu yang digunakan oknum Panser Biru untuk bertindak anarkis.
Dari beberapa keterangan korban, imbuh Edi LP, kejadian Sabtu malam tersebut bukan tawuran, melainkan pengadangan yang dilakukan oknum Panser Biru. “Kami punya cukup bukti kuat. Ada beberapa senjata tajam yang berhasil kami temukan,” papar Edi LP sambil menunjukkan gambar dalam handphone-nya.
Akibat kejadian tersebut korban meninggal bernama Ovik Anggara, anggota Korcab Snex Demak, dan empat luka berat yaitu Rio, Roni, Basuki, Rizal. Saat ini, mereka dirawat di RS Bhayangkara dan RS Kariadi.
Selain itu, terdapat empat kendaraan bermotor rusak berat, yang semuanya milik anggota Snex. Menurut salah satu pendiri Snex Mawardi, pengadangan ini diduga sudah direncanakan karena oknum telah membawa senjata, dan terjadi di beberapa titik yaitu di GOR Jatidiri, Jalan Sisingamaraja, Brigjen Sudhiarto, Majapahit, dan Gajah.
“Kami menduga ini semua sudah diskenario, karena tidak mungkin emosi dadakan lalu berujung pengadangan di beberapa tempat,” kata Mawardi.
Serahkan Aparat Kepolisian
Di tempat berbeda, Pjs Ketua Umum Panser Biru Lukman Syah mengaku sangat menyesalkan kejadian ini. Secara organisasi, pihak Panser Biru menyerahkan kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Karena ini merupakan tindak pidana, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum,” ujar Lukman Syah, yang juga menggelar jumpa pers di Rumah Makan Taman Singosari.
Kendati demikian, ia belum memberikan keterangan secara pasti bahwa yang melakukan tindak kekerasan adalah anggota Panser Biru. “Sejauh ini kami belum memastikan mereka adalah anggota kami, karena siapa tahu mereka bukan anggota Panser secara resmi. Jadi, kami masih menunggu hasil dari pihak kepolisian,” lanjutnya.
Dari kejadian ini, ia akan melakukan evaluasi struktur organisasi untuk menjalin komunikasi yang jelas antarkorwil, korcab, maupun anggota secara keseluruhan suapay hal ini tidak terulang kembali. Sekaligus meredam keadaan yang semakin memanas.
“Kami akan segera melakukan evaluasi, dan kami menghimbau semua pihak supaya bisa tenang dan jangan mudah terprovokasi,” terangnya. (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.