Oleh Wiwig Prayugi
Kolam keruh dengan ikan-ikan yang saling tabrak. Itulah gambaran ontran-ontran manajemen PSIS musim ini.
Setelah mundurnya Wakil Manajer Tim Irwan Santoso, lalu Manajer Tim Maryanto, dan teranyar GM Setyo Agung Nugroho, asisten GM Adi Saputro, serta Psikolog Fedinand Hindiarto, konflik di tubuh manajemen PSIS kini semakin pelik.
Berawal dari fitnah yang ditujukan kepada Agung bahwa mantan Sekum PSIS itu melakukan pemotongan kontrak pemain, kini perwakilan konsorsium yang membawahi PSIS bereaksi keras. Melalui perwakilan Warso Susilo, Ancora sebagai investor tunggal PSIS sudah mencium gelagat kisruh tersebut.
“Sebelum saya datang ke PSIS, konsorsium lokal dan investor Jakarta sudah mencium adanya permasalahan. Intinya ada manajemen yang melakukan pungutan terhadap kontrak pemain,” kata Warso kepada wartawan, kemarin sore.
Warso menegaskan, mundurnya Agung sangat merugikan PSIS. Ia pun didelegasikan oleh CEO PSIS Fandayani Soesilo untuk menyelidiki masalah ini. Terkait fitnah yang ditujukan kepada Agung, Warso sendiri tidak yakin akan kebenarannya.
“Bukan beliau yang melakukan hal itu, tetapi ada manajemen yang lain. Intinya dari pihak konsorsium berharap permasalahan ini diselesaikan dengan kepala dingin dan kebersamaan,” tambahnya.
Warso yang juga Ketua Umum PASI Jateng menyesalkan, PSIS yang sedang onfire dengan menempati puncak klasemen justru didera masalah internal. Selanjutnya, ia melakukan pembicaraan dengan Agung, tadi malam atau hari ini.
Perbedaan Visi
Sementara itu, Psikolog tim Ferdinand Hindiarto mengatakan, keputusan untuk meninggalkan PSIS sudah bulat. Ia mengaku ada perbedaan visi yang mendasar dengan manajemen lain yang didominasi eks manajemen Semarang United.
“Ada perbedaan mendasar yang membuat kami tidak mungkin bisa bekerja sama lagi,” tandasnya.
Mantan Ketua Harian PSIS Simon Legiman ketika dimintai pendapatnya mengatakan, keputusan Agung untuk mundur bila memang sudah bulat harus dihargai. Ia menilai, jika suasana di tim sudah tidak kondusif lagi bagi Agung, tepat bagi Agung untuk meninggalkan PSIS.
“Apalagi kalau sampai ada fitnah seperti itu. Saya yang sudah kenal lama seperti tidak percaya. Bukan hanya cinta, pengorbanan Agung untuk PSIS besar,” kata Simon.
Simon berharap, keputusan Agung untuk meninggalkan PSIS tidak berimbas ke motivasi pemain yang tengah menjalani ketatnya kompetisi. Namun, Simon juga tidak yakin pengganti kursi GM yang ditinggalkan bisa seperti Agung. Ia mengharapkan pemilik saham PSIS untuk segera menyelesaikan masalah ini. (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.