Rio Haryanto tengah menapak menuju jenjang Formula 1. Seberapa besar dukungan pemerintah untuk memuluskan ambisi pebalap asal Solo ini?
MASIH muda dan memiliki prestasi mengkilap di arena balap, Rio Haryanto menjadi harapan Indonesia untuk jatah di balapan paling bergengsi Formula 1. Pebalap Solo yang tahun depan menapak ke level GP2 ini sangat berharap pemerintah mendukung kariernya di dunia balap.
Tahun ini, pebalap 18 tahun ini tampil bagus di ajang GP3 Seri Eropa. Pada seri terakhir di Monza, Italia, Rio sanggup meraih podium pada dua race yang dijalani. Ia berada di peringkat ketujuh klasemen akhir GP3 dan berhasil mengumpulkan 31 poin, selisih tiga poin dengan Alexander Sims, yang berada di posisi keenam.
Setelah berlaga di GP2, Rio menargetkan satu kursi F1 pada 2014. “Target saya tiga tahun lagi di F1. Saya ingin di GP2 mulai tahun depan, selama 2 tahun. Saya ingin belajar sebanyak mungkin di GP2,” ujarnya, usai bertemu Wapres Boediono, kemarin.
Namun, untuk menapak ke level tertinggi tersebut, anak pebalap nasional Sinyo Haryanto ini butuh sokongan dana yang cukup besar. Di ajang GP3 saja, untuk satu musim kompetisi dana yang dibutuhkan mencapai Rp 15 miliar.
Sementara, untuk GP2, dana yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp 30 miliar. Sejauh ini hanya Pertamina, perusahaan BUMN yang memberi sponsor resmi, dengan kucuran dana sekitar Rp 20 miliar.
Kedatangan Rio, yang ditemani kedua orangtuanya dan manajer teknis Piers Hunniset menemui Wapres tersebut juga untuk meminta dukungan dari pemerintah. Pasalnya, kendala pendanaan menjadi salah satu hambatan yang dia hadapi.
"Saya berterimakasih sekali atas kunjungan ini dan yang kita bicarakan tadi untuk bisa membantu melanjutkan karir saya di tahun depan, yaitu saya ingin sekali untuk menginjak jenjang ke lebih tinggi yaitu di GP2," kata Rio dalam jumpa persnya.
Rio menyadari, tantangan untuk berlaga di F1 sangat ketat karena tiap tahun makin banyak pebalap GP2 yang hijrah naik kelas ke F1.
Potensial
Manajer teknis Rio Haryanto, Piers Hunniset juga mengakui potensi besar yang dimiliki anak didiknya. Menurutnya, Rio memiliki semua persyaratan teknis untuk menjadi pebalap F1.
"Dia sangat tenang. Ia adalah pembelajar yang baik. Pembalap lain berpikir sudah tahu segalanya, tapi Rio selalu ingin belajar," kata Hunniset.
Sifat pembelajar itu, lanjut Hunniset, juga melekat pada sosok Schumacher. Schumacher mulai belajar balap sejak kecil. Legenda F1 asal Jerman itu mempunyai talenta dan sangat berdisiplin selama berlatih balapan.
Hunniset menuturkan, selain pintar, Rio adalah pembalap muda dengan skill bagus. Ia yakin cita-cita Rio untuk berlaga di F1 dapat tercapai dalam waktu tiga tahun mendatang.
Asalkan pemerintah tak setengah-setengah memberikan dukungan, impian Rio dan rakyat Indonesia bakal terwujud. ***
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.