PPSM harap-harap cemas menanti keputusan PSSI terkait pelaksanaan Divisi Utama Liga Indonesia. Pasalnya, berdasarkan manual liga sebelumnya, PPSM masuk zona degradasi di urutan ke-11 grup 2.
“Manual liga tersebut dianulir saat ada pertemuan di Bali pada saat PSSI masih dipimpin Ketum Nurdin Halid. PSSI baru akan memutuskan tim yang terdegradasi dari liga utama setelah ada kepengurusan baru PSSI hasil kongres,” ujar Sekretaris PPSM Adi Wicaksono.
Selama ini, kebijakan PSSI memang selalu berubah-ubah. Tim Jateng yang seringkali diuntungkan adalah Persis Solo karena beberapa kali lolos dari jerat jurang degradasi.
Tim Divisi Utama Jateng sendiri tidak satu pun yang meraih hasil manis di musim lalu. Persis menjadi juru kunci (peringkat 13 atau terakhir grup II) dan PSIR Rembang (posisi ke-11 Grup III). Sedangkan tim yang sudah pasti aman adalah Persiku (posisi 7 Grup III), PSIS (posisi delapan Grup II) dan PSCS (peringkat sembilan grup II).
“Maka dari itu kami tetap ada harapan bisa tetap di divisi utama karena format liga juga belum jelas,” lanjutnya.
PPSM juga memastikan akan menggunakan pemain lokal yang nilai kontraknya akan lebih murah sehingga bisa menghemat dana, sekaligus sebagai pembinaan pemain. Untuk pemasukan, PPSM pun akan mencoba mencari sponsor dari luar.
PPSM sendiri resmi dibubarkan pada Minggu (1/8). Sementara itu, mantan pembesut PPSM, Widiyantoro, akhirnya menjadi asisten pelatih Sajuri Sahid di Persiba Bantul. (wig/rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.