Ujian supersulit menerpa Tim Mahesa Jenar. Isu merger dan harus memilih kancah pro atau ranah amatir menjadi pukulan yang amat telak. Bagaimana solusinya?
Hanya ada dua pilihan di depan mata bagi PSIS yang harus segera diputuskan. Sejauh ini, PSIS belum juga mengisyaratkan keputusan apakah akan berlaga di level amatir atau profesional.
Hingga H-13 batas akhir mengumpulkan dokumen syarat klub profesional versi AFC, PSIS belum menentukan sikap. Ketua Umum Soemarmo HS saat ditemui kemarin siang menegaskan, kejelasan PSIS menunggu agenda rapat dengan pengurus.
“Kan sebelumnya sudah disampaikan Pak Agung (Sekum PSIS Setyo Agung Nugroho, red) setelah workshop PSSI, saya lihat dulu baiknya bagaimana untuk PSIS,” katanya kepada Harsem.
Soemarmo menambahkan, pihaknya akan mempercepat agenda rapat yang akan digelar dalam pekan ini. Menurutnya, memutuskan langkah PSIS tidak bisa sendiri, apalagi ini berkaitan dengan syarat finansial untuk deposit dan budgeting cap per musim.
“Dengan deposit sebesar dua atau lima miliar itu cukup sulit, saya tidak bisa memutuskan sendiri, makanya dalam waktu dekat ini kami akan menggelar rapat dulu,” lanjutnya.
Keputusan pasti mengenai arah PSIS memang menjadi kecemasan sendiri di lingkungan suporter. Kebanyakan mengkhawatirkan PSIS akan dibawa ke amatir dengan kondisi ketidaksiapan ini.
Jika PSIS lempar handuk dengan mencari aman di liga amatir, maka untuk promosi ke profesional tidak akan mudah. Juara pun tidak bisa enak-enakkan promosi.
PSSI akan menegasi klub yang promosi apakah bisa memenuhi lima syarat pro versi AFC itu. Jika tidak bisa, maka klub tidak bisa promosi ke profesional. Begitu juga sebaliknya, jika klub di level 2 pro juga bisa turun ke amatir jika di tengah jalan tidak memenuhi syarat.
Berguguran
Tak hanya PSIS. Klub-klub yang ‘nanggung’ di level divisi utama atau satu memang kebingungan. Beberapa klub sebelumnya mempertanyakan keputusan PSSI. Persip Pekalongan, mengaku hasil workshop belum memunculkan keputusan, namun begitu keluar di media menjadi berbeda.
“Begitu keluar di media seolah-olah menjadi keputusan, ini ada apa?” kata manajer Persip Budi Setyawan.
Ia mencurigai hal itu sebagai gelagat yang tidak baik, PSSI ingin memuluskan jalan LPI untuk masuk ke kompetisi profesional melalui aturan. Pasalnya, pada saat di workshop, semua klub baik itu anggota LSI dan Divisi Utama sepakat bahwa mereka tidak setuju LPI langsung di level 1 atau 2.
Sementara itu, keputusan yang tegas dikeluarkan Persis dengan memilih ke liga amatir, begitu pula Persitema (Temanggung) yang di era kompetisi sebelumnya memiliki kans promosi ke divisi utama.
Aura positif ditunjukkan Persiku. Meskipun belum memiliki ketua umum setelah Bupati Kudus Musthofa mengundurkan diri, Kudus optimistis bisa diverifikasi sebagai klub profesional.
”Persiku tetap akan mengikuti kompetisi. Kami dan klub divisi utama lain sedang mencari celah agar PSSI lebih lunak ketika berbicara tentang level divisi utama, terutama aspirasi kami saat workshop,” tutur Sekum Persiku Trisno Suwandi. (rif)
Hanya ada dua pilihan di depan mata bagi PSIS yang harus segera diputuskan. Sejauh ini, PSIS belum juga mengisyaratkan keputusan apakah akan berlaga di level amatir atau profesional.
Hingga H-13 batas akhir mengumpulkan dokumen syarat klub profesional versi AFC, PSIS belum menentukan sikap. Ketua Umum Soemarmo HS saat ditemui kemarin siang menegaskan, kejelasan PSIS menunggu agenda rapat dengan pengurus.
“Kan sebelumnya sudah disampaikan Pak Agung (Sekum PSIS Setyo Agung Nugroho, red) setelah workshop PSSI, saya lihat dulu baiknya bagaimana untuk PSIS,” katanya kepada Harsem.
Soemarmo menambahkan, pihaknya akan mempercepat agenda rapat yang akan digelar dalam pekan ini. Menurutnya, memutuskan langkah PSIS tidak bisa sendiri, apalagi ini berkaitan dengan syarat finansial untuk deposit dan budgeting cap per musim.
“Dengan deposit sebesar dua atau lima miliar itu cukup sulit, saya tidak bisa memutuskan sendiri, makanya dalam waktu dekat ini kami akan menggelar rapat dulu,” lanjutnya.
Keputusan pasti mengenai arah PSIS memang menjadi kecemasan sendiri di lingkungan suporter. Kebanyakan mengkhawatirkan PSIS akan dibawa ke amatir dengan kondisi ketidaksiapan ini.
Jika PSIS lempar handuk dengan mencari aman di liga amatir, maka untuk promosi ke profesional tidak akan mudah. Juara pun tidak bisa enak-enakkan promosi.
PSSI akan menegasi klub yang promosi apakah bisa memenuhi lima syarat pro versi AFC itu. Jika tidak bisa, maka klub tidak bisa promosi ke profesional. Begitu juga sebaliknya, jika klub di level 2 pro juga bisa turun ke amatir jika di tengah jalan tidak memenuhi syarat.
Berguguran
Tak hanya PSIS. Klub-klub yang ‘nanggung’ di level divisi utama atau satu memang kebingungan. Beberapa klub sebelumnya mempertanyakan keputusan PSSI. Persip Pekalongan, mengaku hasil workshop belum memunculkan keputusan, namun begitu keluar di media menjadi berbeda.
“Begitu keluar di media seolah-olah menjadi keputusan, ini ada apa?” kata manajer Persip Budi Setyawan.
Ia mencurigai hal itu sebagai gelagat yang tidak baik, PSSI ingin memuluskan jalan LPI untuk masuk ke kompetisi profesional melalui aturan. Pasalnya, pada saat di workshop, semua klub baik itu anggota LSI dan Divisi Utama sepakat bahwa mereka tidak setuju LPI langsung di level 1 atau 2.
Sementara itu, keputusan yang tegas dikeluarkan Persis dengan memilih ke liga amatir, begitu pula Persitema (Temanggung) yang di era kompetisi sebelumnya memiliki kans promosi ke divisi utama.
Aura positif ditunjukkan Persiku. Meskipun belum memiliki ketua umum setelah Bupati Kudus Musthofa mengundurkan diri, Kudus optimistis bisa diverifikasi sebagai klub profesional.
”Persiku tetap akan mengikuti kompetisi. Kami dan klub divisi utama lain sedang mencari celah agar PSSI lebih lunak ketika berbicara tentang level divisi utama, terutama aspirasi kami saat workshop,” tutur Sekum Persiku Trisno Suwandi. (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.