Pelatih Disiplin dan Religius itu Berpulang
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Dunia sepakbola Indonesia kembali ditinggal salah satu tokoh besarnya. Rusdy Bahalwan, mantan pemain dan pelatih Persebaya yang juga pernah menukangi timnas Indonesia, Minggu (7/8) malam berpulang. Kemarin sore, almarhum dimakamkan dari rumah duka di Jalan Rungkut Mejoyo I/38, Surabaya.
Lahir di Surabaya, 7 Juni 1947, Rusdy menamatkan sekolah di SMAN 6 Surabaya pada 1966. Ia kemudian diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga pada 1967. Anak pasangan Ali Bahalwan-Rugaiyah Baadillah itu tak lama mengenyam bangku kuliah karena panggilan hatinya lebih ke sepakbola.
Puncak karir Rusdy adalah saat membawa timnas ke peringkat tiga Piala Tiger 1998. Di arena kepelatihan, namanya cukup disegani karena – antara lain – membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia 1996/1997.
Di luar lapangan, Rusdy dikenal sebagai sosok religius. Ayah dari Irfan Bahalwan, Khaira Imadina Bahalwan, dan Ikhwannurdin Bahalwan lewat pernikahannya dengan Ramadhani tersebut, dikenal sering memberikan suntikan rohani bagi para pemain, sehingga ia sering dipanggil “Abah”.
Rusdy menderita sakit sejak 2004. Setelah stroke, ia juga mengidap komplikasi dan degeneratif yang membuat aktivitasnya jadi sangat terbatas. Ia masih terus berjuang melawan sakitnya itu sampai akhirnya kini berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Ribuan orang kemarin mengantarkan jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Keluarga (TPK) Majannatul Arob di kawasan Pegirian, Surabaya. Banyak pengendara motor yang awalnya tidak ikut rombongan, memutuskan bergabung setelah mengetahui bahwa rombongan tersebut adalah untuk mengebumikan almarhum Rusdy.
Sementara itu, ratusan bonek di sepanjang jalan Sidotopo yang menunggu langsung bergabung dengan rombongan. Pun di TPK, sudah banyak kerabat almarhum menanti, mulai dari pemain, pelatih hingga suporter.
Akibatnya kawasan Sidorame menuju ke Sidotopo menjadi macet akibat banyaknya kendaraan pengantar jenazah yang diparkir di pinggir jalan sehingga menyempit. Selamat jalan, Abah. (rif)
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Dunia sepakbola Indonesia kembali ditinggal salah satu tokoh besarnya. Rusdy Bahalwan, mantan pemain dan pelatih Persebaya yang juga pernah menukangi timnas Indonesia, Minggu (7/8) malam berpulang. Kemarin sore, almarhum dimakamkan dari rumah duka di Jalan Rungkut Mejoyo I/38, Surabaya.
Lahir di Surabaya, 7 Juni 1947, Rusdy menamatkan sekolah di SMAN 6 Surabaya pada 1966. Ia kemudian diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga pada 1967. Anak pasangan Ali Bahalwan-Rugaiyah Baadillah itu tak lama mengenyam bangku kuliah karena panggilan hatinya lebih ke sepakbola.
Puncak karir Rusdy adalah saat membawa timnas ke peringkat tiga Piala Tiger 1998. Di arena kepelatihan, namanya cukup disegani karena – antara lain – membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia 1996/1997.
Di luar lapangan, Rusdy dikenal sebagai sosok religius. Ayah dari Irfan Bahalwan, Khaira Imadina Bahalwan, dan Ikhwannurdin Bahalwan lewat pernikahannya dengan Ramadhani tersebut, dikenal sering memberikan suntikan rohani bagi para pemain, sehingga ia sering dipanggil “Abah”.
Rusdy menderita sakit sejak 2004. Setelah stroke, ia juga mengidap komplikasi dan degeneratif yang membuat aktivitasnya jadi sangat terbatas. Ia masih terus berjuang melawan sakitnya itu sampai akhirnya kini berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Ribuan orang kemarin mengantarkan jenazah almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Keluarga (TPK) Majannatul Arob di kawasan Pegirian, Surabaya. Banyak pengendara motor yang awalnya tidak ikut rombongan, memutuskan bergabung setelah mengetahui bahwa rombongan tersebut adalah untuk mengebumikan almarhum Rusdy.
Sementara itu, ratusan bonek di sepanjang jalan Sidotopo yang menunggu langsung bergabung dengan rombongan. Pun di TPK, sudah banyak kerabat almarhum menanti, mulai dari pemain, pelatih hingga suporter.
Akibatnya kawasan Sidorame menuju ke Sidotopo menjadi macet akibat banyaknya kendaraan pengantar jenazah yang diparkir di pinggir jalan sehingga menyempit. Selamat jalan, Abah. (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.