Sejak penggabungan PSIS dan Semarang United, mantan pelatih kepala Semarang United Edy Paryono kebanjiran pertanyaan dari para simpatisan terkait perjalanan kepelatihannya maupun kelangsungan sepakbola Semarang.
Hal ini karena mantan asisten pelatih timnas Ivan Kolev dan Peter Withe itu diperkirakan bakal kembali membesut PSIS musim depan. Namun, pria yang kerap disapa EP ini mengaku belum menerima keputusan dari pihak manajemen baru PSIS, maupun bekas bosnya di SU.
“Setelah adanya keputusan penggabungan tersebut saya mendapat banyak telpon dari para simpatian. Mereka mempertanyakan, apakah saya akan kembali melatih PSIS atau tidak. Tapi sampai sekarang belum mendapat kabar tentang itu,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa ia mengaku mendapat kehormatan bila dipercaya mengarsiteki PSIS, sekaligus mendapat tantangan baru yang lebih berat. “Kalau memang benar saya mendapat kepercayaan, itu suatu kehormatan dan saya akan mencoba memberikan yang terbaik buat Semarang, karena saya sendiri dilahirkan di Semarang,” tutur lelaki kelahiran Semarang, 14 Juli 1954 ini.
Namun, EP secara tegas mengaku tidak akan patah arang bila dirinya tidak menjadi pelatih PSIS. “Sebagai pecinta sepakbola saya harus legowo bila memang tidak menjadi pelatih di Semarang. tapi, saya tetap eksis menerjuni dunia ini meskipun tidak di kandang sendiri,” tegas EP yang berlisensi kepelatihan AFC ini.
Daud Melamar
Sementara itu, pelatih asal Semarang lain, Daud Joko Ganafianto atau akrab disapa Totok, mengaku pernah melayangkan lamaran ke PSIS, melalui Sekum Setyo Agung Nugroho.
“Secara lisan saya utarakan niat saya melatih PSIS lewat Mas Agung, saat kami berbuka puasa bersama di rumah Pak Hendi (Hendrar Prihadi, Wakil Walikota Semarang, red),” kata Daud kepada Harsem.
Daud yang kini Ketua Umum Klub TCS Semarang ini kepada Agung menuturkan bahwa ia bersedia tidak dikontrak dan digaji pada awal pembentukan tim, karena merasa punya tanggungjawab moral sebagai warga Semarang untuk membesarkan PSIS baru.
“Baru kalau nanti kinerja saya dianggap layak, saya bisa saja dikontrak,” katanya seraya menyebutkan bahwa manajemen PSIS hanya perlu kulo nuwun pada perusahaan tempat Daud bekerja, PT Indonesia Power, untuk meminta dispensasi atas dasar social community perusahaan bersangkutan.
Saat ini, Semarang memang hanya punya dua pelatih bersertifikat AFC, Paryono dan Daud. Lisensi AFC merupakan syarat wajib bagi pelatih-pelatih yang akan memoles klub-klub profesional level 1 Liga Indonesia. (wse/rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.