Langkah Walikota Semarang yang juga Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip tidak meniru daerah-daerah lain yang mengumpulkan pengusaha-pengusaha untuk menyumbang ke klub sepakbola, cukup beralasan. Ia memandang pengusaha bukanlah sapi perahan bagi pembiayaan tim sepakbola.
“Saya sebagai ketua umum akan mencoba mengandeng pihak-pihak ketiga untuk membiayai PSIS. Tapi selama saya menjabat sebagai walikota tidak pernah mengumpulkan pengusaha untuk membantu apapun, bahkan untuk bencana alam sekalipun,” ujar Sukawi.
Manajemen tahun lalu pernah mengusulkan kartu member atau biasa dikenal sebagai karcis terusan, jadi bukan minta, tapi ada sesuatu imbal baliknya. Mereka membeli dan akan datang menikmati, itu pun kalau tim berprestasi dan menyuguhkan permainan yang menarik.
“Kalau kalah terus seperti musim kemarin ya malas melihat. Makanya harus ada pemain bintang. Tapi pemain bintang biasanya mahal harganya,” lanjutnya.
Pemilihan Johar Lin Eng sebagai general manager ini juga tidak mencoba membuat ia sebagai sapi perahan PSIS, namun lebih pada pengalamannya di dunia sepakbola.
Menanggapi pemilihan beberapa anggota dewan yang akan mengisi manajemen, seperti wacana yang selama ini beredar, Sukawi menjelaskan, ada dua bagian di mana anggota dewan akan ditarik. Ada beberapa yang di pengelola PSIS, dan sebagian besar akan ditarik ke dalam manajemen yang akan ditunjuk oleh Pak Johar.
”Tidak ada motivasi apapun dari masuknya anggota dewan ke dalam manajemen PSIS. Dengan masuknya anggota DPRD, saya berharap supaya transparan bahwa kebutuhan tim itu memang besar dan tidak mengada-ada. Dengan mereka masuk ke dalam manajemen, diharapkan tahu dan bertanggung jawab terhadap PSIS, karena tim ini milik rakyat,” terangnya. (puthut/wiwig)
“Saya sebagai ketua umum akan mencoba mengandeng pihak-pihak ketiga untuk membiayai PSIS. Tapi selama saya menjabat sebagai walikota tidak pernah mengumpulkan pengusaha untuk membantu apapun, bahkan untuk bencana alam sekalipun,” ujar Sukawi.
Manajemen tahun lalu pernah mengusulkan kartu member atau biasa dikenal sebagai karcis terusan, jadi bukan minta, tapi ada sesuatu imbal baliknya. Mereka membeli dan akan datang menikmati, itu pun kalau tim berprestasi dan menyuguhkan permainan yang menarik.
“Kalau kalah terus seperti musim kemarin ya malas melihat. Makanya harus ada pemain bintang. Tapi pemain bintang biasanya mahal harganya,” lanjutnya.
Pemilihan Johar Lin Eng sebagai general manager ini juga tidak mencoba membuat ia sebagai sapi perahan PSIS, namun lebih pada pengalamannya di dunia sepakbola.
Menanggapi pemilihan beberapa anggota dewan yang akan mengisi manajemen, seperti wacana yang selama ini beredar, Sukawi menjelaskan, ada dua bagian di mana anggota dewan akan ditarik. Ada beberapa yang di pengelola PSIS, dan sebagian besar akan ditarik ke dalam manajemen yang akan ditunjuk oleh Pak Johar.
”Tidak ada motivasi apapun dari masuknya anggota dewan ke dalam manajemen PSIS. Dengan masuknya anggota DPRD, saya berharap supaya transparan bahwa kebutuhan tim itu memang besar dan tidak mengada-ada. Dengan mereka masuk ke dalam manajemen, diharapkan tahu dan bertanggung jawab terhadap PSIS, karena tim ini milik rakyat,” terangnya. (puthut/wiwig)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.