Segenap insan bolavoli Jateng kehilangan salah satu tokoh terbaiknya: Sofyan T Dollo.
Mantan Sekum dan Ketua IV PBVSI Jateng, Sofyan Arbi bin Muhamad Arbi, atau yang lebih dikenal Sofyan T Dollo (65), meninggal di RS Kariadi Semarang, kemarin pukul 11.00. Pria kelahiran Aceh, 10 Oktober 1947, ini sempat dirawat di Ruang Merak RS Kariadi pada Jumat (16/11) karena penyakit gula. Sebelumnya, mantan pengurus PSIS itu opname di RS Telogorejo lantaran menderita vertigo.
Almarhum meninggalkan istri, Ferry Hayatun. Dalam setiap aktivitasnya, Hayatun selalu mendampingi sang suami. ''Tak ada firasat apa-apa. Abang masih biasa dan suka bercanda. Pada PON Riau lalu, dia sangat bersemangat. Bahkan, dia masih menyambut kontingen Peparnas di bandara,'' kata Hayatun.
Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Kurantil 3/182 Perumnas Krapyak Semarang. Turut hadir memberikan penghormatan terakhir Kadinas Pemuda dan Olahraga Jateng Budi Santoso, Ketua Umum KONI Jateng Soediro Atmoprawiro, mantan ketua pelaksana PSIS sekaligus tokoh olahraga Ismangoen Notosaputro, para pengurus PBVSI Jateng, pelatih voli, pemain voli, dan para mantan atlet voli. Jenazah kemudian dimakamkan pada pukul 17.00 di Pemakaman Subali, Krapyak.
Soediro dalam pengantarnya mengatakan, Jateng kehingan seorang patriot olahraga, seorang yang berjiwa besar. ''Saya kehilangan, sahabat dan teman diskusi untuk kegiatan olahraga. Saya menyampaikan duka mendalam. Semoga almarhum mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya,'' kata Soediro.
Sementara itu Ismangoen punya kenangan tersendiri bersama almarhum. ''Dulu waktu di PSIS, nama Sofyan itu ada dua. Untuk membedakan, dalam suatu saat rapat saya panggil nama Sofyan dengan tambahan Sofyan Trondolo, tadinya saya tambahi Sontoloyo, tapi dia tak mau. Dia rupanya sreg dengan kata Trondolo, yang sampai sekarang namanya di belakangnya T Dollo itu,'' kata Ismangoen. (H69-JBMS/rif)
Mantan Sekum dan Ketua IV PBVSI Jateng, Sofyan Arbi bin Muhamad Arbi, atau yang lebih dikenal Sofyan T Dollo (65), meninggal di RS Kariadi Semarang, kemarin pukul 11.00. Pria kelahiran Aceh, 10 Oktober 1947, ini sempat dirawat di Ruang Merak RS Kariadi pada Jumat (16/11) karena penyakit gula. Sebelumnya, mantan pengurus PSIS itu opname di RS Telogorejo lantaran menderita vertigo.
Almarhum meninggalkan istri, Ferry Hayatun. Dalam setiap aktivitasnya, Hayatun selalu mendampingi sang suami. ''Tak ada firasat apa-apa. Abang masih biasa dan suka bercanda. Pada PON Riau lalu, dia sangat bersemangat. Bahkan, dia masih menyambut kontingen Peparnas di bandara,'' kata Hayatun.
Jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Kurantil 3/182 Perumnas Krapyak Semarang. Turut hadir memberikan penghormatan terakhir Kadinas Pemuda dan Olahraga Jateng Budi Santoso, Ketua Umum KONI Jateng Soediro Atmoprawiro, mantan ketua pelaksana PSIS sekaligus tokoh olahraga Ismangoen Notosaputro, para pengurus PBVSI Jateng, pelatih voli, pemain voli, dan para mantan atlet voli. Jenazah kemudian dimakamkan pada pukul 17.00 di Pemakaman Subali, Krapyak.
Soediro dalam pengantarnya mengatakan, Jateng kehingan seorang patriot olahraga, seorang yang berjiwa besar. ''Saya kehilangan, sahabat dan teman diskusi untuk kegiatan olahraga. Saya menyampaikan duka mendalam. Semoga almarhum mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya,'' kata Soediro.
Sementara itu Ismangoen punya kenangan tersendiri bersama almarhum. ''Dulu waktu di PSIS, nama Sofyan itu ada dua. Untuk membedakan, dalam suatu saat rapat saya panggil nama Sofyan dengan tambahan Sofyan Trondolo, tadinya saya tambahi Sontoloyo, tapi dia tak mau. Dia rupanya sreg dengan kata Trondolo, yang sampai sekarang namanya di belakangnya T Dollo itu,'' kata Ismangoen. (H69-JBMS/rif)
.jpg)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.