Home » , » Pertahanan Spanyol Lemah

Pertahanan Spanyol Lemah

Written By amoy ya annisaa on Selasa, 26 Juni 2012 | 13.14

Gelandang Kroasia Ivan Rakitic berebut bola dengan Andres Iniesta dalam duel Spanyol kontra Kroasia, 18 Juni lalu. Sebagai juara bertahan dan sangat diunggulkan, Spanyol ternyata menyimpan kelemahan. Kroasia hampir saja mempermalukan Tim Matador . (HARSEM/GETTY IMAGES)

Jangan lekas senang memandang Spanyol melabrak Perancis 2-0, dan tergesa-gesa menjagoi tim dari negara yang dipimpin Raja Juan Carlos ini sebagai jawara Euro 2012. Spanyol juga punya kelemahan.

Publik sepakbola dunia pasti sulit mencari kelemahan Tim Matador, setidaknya untuk saat ini. Tetapi terrnyata ada kelemahan yang sesungguhnya menjadi ancaman bagi Iker Casillas cs, yakni blok pertahanan.

Menghadapi Kroasia pada partai pamungkas Grup C Euro 2012 di Arena Gdansk, Gdansk, Selasa (19/6) lalu, Matador kewalahan menghadapi gempuran lawan. Di menit 59, misalnya, Kroasia bahkan mengancam gawang Spanyol. Lewat sebuah serangan balik, kerjasama Luka Modric dan Ivan Rakitic hampir saja membobol Casillas.

Casillas kembali dipaksa bekerja keras oleh pasukan Kroasia. Lagi-lagi lewat sebuah serangan balik. Ivan Perisic menebar ancaman setelah tendangan volinya deras menuju gawang Casillas. Namun Casillas bisa membendungnya.

Striker Kroasia Eduardo da Silva menjelaskan, kelemahan La Furia Roja memang ada di lini belakang. Kesempatan ini harus dimanfaatkan secara maksimal oleh Kroasia bila ingin meraih kemenangan.

Mantan bintang Asenal itu menambahkan, Kroasia mengandalkan serangan balik untuk mengacaukan lini belakang Spanyol. Sayangnya strategi itu hanya mampu diterapkan Kroasia pada babak pertama, sehingga gol pun tak tercipta.

Sebaliknya, melalui kesabaran dan ketelatenan tingkat tinggi, akhirnya gol Spanyol tercipta di menit 87. Kerjasama Cesc Fabregas dan Iniesta membuahkan hasil setelah Jesus Navas mengkonversinya menjadi gol untuk membawa Spanyol unggul 1-0 hingga bubaran.

"Kami memang akhirnya kalah. Tapi saya pikir kelemahan mereka ialah pertahanan yang lemah. Mereka menikmati bermain di lini depan dan tengah, tapi kadang-kadang gagal bereaksi cepat dan meninggalkan lini tersebut," papar Eduardo.

Perancis Memang Lemah
Melawan Perancis di perempatfinal, Minggu (24/6) dinihari kemarin, Spanyol mulai memperbaiki kelemahan itu. Minus Carlos Puyol yang selama ini menjadi penguasa tembok pertahanan, Matador menurunkan Gerard Piqué, Sergio Ramos, Arbeloa, dan Jordi Alba. Dengan format itu, Spanyol mampu mereduksi setiap gempuran yang digelar Perancis lewat Cabaye, Frank Ribéry, Malouda, M'Vila, dan Kareem Benzema.

Sebelum duel yang akhirnya dimenangi Spanyol 2-0 ini, pelatih Vicente del Bosque mempersiapkan sebuah strategi “pertahanan terbaik adalah menyerang”.

Benar saja, Perancis tak bisa mengembangkan permainan melalui serangan balik mematikan, seperti sempat dilakukan Kroasia. Les Bleus bermain gamang, antara superdefensif, atau melakukan penguasaan blok tengah (yang justru di situlah letak kelemahan Perancis).

Perancis – bahkan sejak masa persiapan – memang memiliki kecenderungan mudah ditaklukkan. Kemenangan tipis atas Islandia dalam satu ujicoba pada Minggu 27 Mei 2012 lalu, ternyata benar-benar berdampak petaka.

Pada friendly game itu Les Bleus menang 3-2, tapi tim asuhan Laurent Blanc harus bersusah payah, terutama setelah tertinggal dua gol di paruh pertama. Salah satu kelemahan Perancis ada di bagian tengah yang terlalu meninggalkan banyak celah. Sebab itu, bila Perancis buntu saat menghadapi Spanyol, maka sebenarnya ini sudah diprediksi.

Bila Jerman yang Menantang
Lalu bagaimana bila Jerman yang bertemu Spanyol di final? Apakah model gempuran sporadis mampu dibendung Pique dkk?

Vicente del Bosque menuturkan, saingan terberatnya di Piala Eropa kali ini ialah Jerman. Del Bosque menyebut Der Panzer tidak memiliki kelemahan di lapangan.

“Jerman memainkan sepakbola dalam level yang sangat tinggi. Semangat juang mereka sangat unik. Mereka tim yang fantastic. Saya tidak bisa menemukan kelemahan mereka,” kata pelatih 61 tahun itu kepada Blind, Jumat (22/6).

Mantan pelatih Real Madrid itu menilai, sektor pertahanan Jerman sangat kuat. Begitu halnya di lini serang. Ia secara khusus menyoroti peran striker jangkung Mario Gomez yang telah mencetak tiga gol di turnamen.

Jerman dan Spanyol adalah finalis pada Piala Eropa 2008. Pada edisi kali ini, kedua negara masih disebut-sebut sebagai dua tim terkuat. Maka, bila Jerman dianggap tak punya kelemahan sementara Spanyol punya celah di blok belakang, apakah kita masih layak menjagoi Spanyol merengkuh gelar juara?

Tapi, sepakbola bukanlha matematika …. (Arief Firhanusa)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger