![]() |
| (harsem/dok) |
Jangan silai pada Jerman! Yunani yang lolos ke perempatfinal sebagai runner-up Grup A setelah melahap Rusia 1-0, kini siap menebar mantera dan mencengangkan dunia.
YUNANI boleh saja disepelekan. Tetapi, sejarah Negeri Para Dewa ini menyimpan legenda penuh kesaktian dan mantera. Maka, tak heran Kostas Katsouranis menyebut bahwa Yunani tak gentar menghadapi Jerman. Midfielder yang bermain untuk Panathinaikos itu menandaskan, Yunani siap memberi perlawanan.
"Kami akan menghadapi Jerman. Apa yang Anda pikir? Bahwa kami akan kalah? Itulah mengapa Jerman akan menjalani laga yang sulit," ujar Katsouranis seperti dikutip AFP. "Apa yang mereka pikirkan? Bahwa kami hanya akan berdiri di sana dan melihat mereka? Kami akan melawan mereka. Kami sudah membuktikannya dalam pertandingan sejauh ini."
Senada Katsouranis, Dimitris Salpingidis juga mengutarakan hal yang sama. Penyerang asal klub PAOK ini menegaskan, para pemain Yunani sudah siap untuk bertarung melawan Jerman demi tiket semifinal.
"Jika Anda masuk ke ruang ganti, Anda akan melihat 22 pejuang siap bertarung. Tidak masalah apa yang dikatakan orang tentang kami," timpal Salpingidis. "Di 2004, kami membuktikan kami bisa melakukannya. Apa yang akan kami lakukan adalah berjuang dan mencoba untuk lolos ke babak berikutnya," tandasnya.
Sekadar mengingatkan, delapan tahun silam Giorgos Karagounis menjadi bagian dari sejarah mengejutkan dunia sepakbola. Nyaris tak ada dalam daftar prediksi juara para pengamat ataupun pelatih ternama, negara Giorgos Karagounis, Yunani, mendadak menjadi perbincangan. Mereka sukses menggenggam trofi Euro 2004, dengan mengalahkan tuan rumah Portugal, melalui gol tunggal Angelos Charisteas di menit ke-57.
Catatan luar biasa tersebut diikuti juga statistik lain, yakni sang juara hanya berbekal tujuh gol dalam perjalanan ke final. Artinya, Thodoros Zagorakis dkk hanya butuh delapan gol untuk menjadi Raja Eropa.
Angka minimalis tersebut juga sebanding dengan apa yang ada di bagian belakang. Kala itu, barisan pertahanan Yunani yang digalang Traianos Dellas, Giourkas Seitaridis, Michalis Kapsis dan Takis Fyssas, mampu meminimalisir bola yang masuk ke gawang Antonios Nikopolidis.
Total, hanya empat gol, dan semua itu hanya terjadi di fase grup. Begitu masuk ke babak knockout sampai juara, gawang Antonios Nikopolidis berstatus perawan.
Beruntung, jika dulu ada Trainanos Dellas, kini Yunani punya pujaan baru Kyriakos Papadopoulos. Bedanya, sifat anak muda yang masih emosional, karena baru berusia 20, membuatnya sedikit lebih agresif ketimbang sang senior. Bersama dengan Sokratis Papastathopoulos, Giorgios Tzavellas dan Vasilis Torosidis, performa Kyriakos Papadopoulos sangat menonjol. Arief Firhanusa







Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.