Oleh: Wiwig Prayugi & Wikha Setiawan
Suporter adalah nafas sebuah klub. Manajemen PSIS pun menyadari itu. Karenanya tak ada perbedaan untuk suporter.
MANAJEMEN PSIS musim ini tetap akan menganggap dua kelompok supporter sebagai aset klub. Ketua Panpel PSIS John Charles Sinaga menegaskan, Panpel memberikan perlakuan yang sama kepada keduanya, termasuk untuk harga tiket.
Suporter adalah nafas sebuah klub. Manajemen PSIS pun menyadari itu. Karenanya tak ada perbedaan untuk suporter.
MANAJEMEN PSIS musim ini tetap akan menganggap dua kelompok supporter sebagai aset klub. Ketua Panpel PSIS John Charles Sinaga menegaskan, Panpel memberikan perlakuan yang sama kepada keduanya, termasuk untuk harga tiket.
“Dua hari sebelum kickoff saya sudah mengundang ketua masing-masing suporter di rapat panpel. Mereka semua disamakan harganya. Kalau sampai di grassroot ternyata berbeda, kami tidak ikut campur. Itu urusan internal mereka,” jelas John.
Sebelumnya, SneX sempat nyaris memboikot laga PSIS versis Persik, Sabti (10/12). Mereka tidak terima lantaran harus membeli tiket seharga Rp 15 ribu. Padahal, ada tiket tribun utara yang dijual oleh calo hanya Rp 14 ribu.
“Setelah ada koordinasi dengan panpel, kami masuk di babak kedua dengan harga yang sudah diturunkan. Intinya dari panpel ada diskon tapi tidak dikomunikasikan Ketum ke grassroot,” tegas Bendahara SneX Susi.
Saat dikonsfirmasi, Panser Biru pun membayar dengan harga yang sama. Meski agak kemahalan, suporter tetap memenuhi tribun Selatan dan Timur. Untuk tribun Timur yang biasanya sepi kini mulai dipadati suporter dengan yang tiket dijual Rp 25 ribu.
“Kami membayar Rp 16 ribu dan yang seribu untuk kas korwil,” terang Pjs Ketum Panser Biru Lukman Syah.
Kondisi ini memang dilematis bagu suporter, di satu sisi, tiket yang dinaikkan agak memberatkan, namun kali PSIS tak lagi menyusu APBD mulai musim ini. Praktis, penghadilan dari tiket menjadi pemasukan yang harus dimaksimalkan.
“PSIS kini harus mencari uang sendiri. Maka dari itu, pemasukan dari tiket akan sangat penting bagi klub,” tambah John.
Sementara itu, Dewan Pembina SneX Bang Jun, begitu sapaan akrabnya, mengaku belum tahu persis persoalan yang membuat keretakan hubungan Snex dan Panser tidak harmonis yang berawal dari salah paham.
“Saya malah belum tahu secara pastinya. Makanya saya dan sebagian sesepuh mencoba mncari tahu. Apakah ini bersumber dari masalah lokal di tubuh Snex atau bagaimana. Setelah itu baru saya bisa bicara banyak,” tegas Bang Jun. (twu)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.