Oleh Wiwig Prayugi
PSSI dinilai keras kepala. Dua kali dikunjungi pengprov-pengprov, Ketum Djohar Arifin malah sembunyi. Panas, tapi harus tuntas, mengingat persepakbolaan negeri ini tengah demam berdarah!
Kongres Luar Biasa PSSI tinggal menunggu waktu. Setelah tak mendapat respon pada Selasa (20/12), Forum Pengprov PSSI kembali mengirimkan dokumen yang berisi mosi tidak percaya mayoritas anggota PSSI hasil Rapat Akbar Sepakbola Nasional.
Mosi tidak percaya dikirimkan ke kantor PSSI Rabu (21/12) kemarin, karena pada Selasa (20/12) lalu kantor PSSI kosong. Dokumen yang asli sengaja disimpan demi keamanan, sedangkan yang dikirim ialah dokumen salinan.
“Sore ini (kemarin, red) baru akan dikirimkan ke PSSI, siapapun yang ada di sana,” kata Sekretaris Forum Pengprov PSSI Johar Lin Eng.
Awalnya, anggota PSSI ingin mengajak Ketua Umum PSSI untuk berembug, tidak langsung ke KLB. Namun, PSSI tidak memberikan respon. Saat itu juga, FPP dibentuk (23 November) sebagai upaya menjembatani keinginan pengprov seluruh Indonesia karena menemui jalan buntu.
“Dua kali pengprov-pengprov yang mengajak bertemu tidak direspon, bahkan saat kami mendatangi yang kedua kalinya Ketum PSSI (Djohar Arifin Husin) ada di dalam (kantor), tapi tidak mau menemui kami,” lanjutnya.
Djohar Enggan Keluar
PSSI dinilai keras kepala. Dua kali dikunjungi pengprov-pengprov, Ketum Djohar Arifin malah sembunyi. Panas, tapi harus tuntas, mengingat persepakbolaan negeri ini tengah demam berdarah!
Kongres Luar Biasa PSSI tinggal menunggu waktu. Setelah tak mendapat respon pada Selasa (20/12), Forum Pengprov PSSI kembali mengirimkan dokumen yang berisi mosi tidak percaya mayoritas anggota PSSI hasil Rapat Akbar Sepakbola Nasional.
Mosi tidak percaya dikirimkan ke kantor PSSI Rabu (21/12) kemarin, karena pada Selasa (20/12) lalu kantor PSSI kosong. Dokumen yang asli sengaja disimpan demi keamanan, sedangkan yang dikirim ialah dokumen salinan.
“Sore ini (kemarin, red) baru akan dikirimkan ke PSSI, siapapun yang ada di sana,” kata Sekretaris Forum Pengprov PSSI Johar Lin Eng.
Awalnya, anggota PSSI ingin mengajak Ketua Umum PSSI untuk berembug, tidak langsung ke KLB. Namun, PSSI tidak memberikan respon. Saat itu juga, FPP dibentuk (23 November) sebagai upaya menjembatani keinginan pengprov seluruh Indonesia karena menemui jalan buntu.
“Dua kali pengprov-pengprov yang mengajak bertemu tidak direspon, bahkan saat kami mendatangi yang kedua kalinya Ketum PSSI (Djohar Arifin Husin) ada di dalam (kantor), tapi tidak mau menemui kami,” lanjutnya.
Djohar Enggan Keluar
Johar menambahkan, gejolak yang terjadi saat ini seharusnya tidak sampai berujung KLB. Karena tidak ada respon dari PSSI selama dua kali kunjungan, pengprov-pengprov menilai PSSI tidak bisa diajak berkompromi lagi.
Laporan mosi tidak percaya mayoritas anggota sudah dikirimkan ke FIFA. Artinya, jika FIFA menanggapi, tidak menutup kemungkinan akan dibentuk Komite Normalisasi PSSI jilid dua.
Sementara itu, di tengah desakkan FPP yang memberi tenggat sampai 23 Desember, PSSI justru berniat mengagendakan kongres tahunan sebelum 9 Juli 2012.
Komite Eksekutif PSSI Sihar Sitorus menilai, penilaian atas kinerja PSSI bisa dilakukan melalui sebuah kongres tapi bukan KLB. Namun, butuh proses dan aturan main pula untuk meminta pertangggungjawaban pengurus yang sekarang.
Sebelumnya, baik klub maupun pengprov sepakat untuk rekonsiliasi dengan meminta Kongres Tahunan paling lambat Januari 2012. Namun, PSSI tidak memberi respon. Akhirnya, 400-an anggota, terdiri dari 22 pengprov dari 33 yang ada di Indonesia, dan klub divisi I sampai ISL se-Indonesia memberikan mosi tidak percaya. (rif)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.