Tangisan Yoyok Mardijo

PSSI Kota Semarang beraharap agar PSIS bisa memanfaatkan pemain-pemain muda binaannya untuk mengisi skuad muda PSIS. PSIS sendiri belum memiliki aspek supporting (pembinaan) sebagai salah satu syarat tim profesional.

“Kami berharap jika nanti PSIS membentuk tim usia muda, pemain-pemain pengcab bisa dimanafaatkan,” kata Ketua Harian PSSI Kota Semarang Ferdinandus Hindiarto.

PSSI Kota Semarang telah memiliki skuad U-21 yang diwadahi dalam bentuk puslat. Dalam satu tahun, tim puslat itu diberi kesempatan untuk berlatih minimal dua kali seminggu. Mereka juga mendapatkan uang saku setiap kali berangkat latihan.

“Semoga PSIS ke depan akan terus menjadi mitra PSSI Kota Semarang, termasuk untuk pembinaan pemain muda,” kata Ketua PSSI Kota Semarang Yoyok Mardijo.

Sebelumnya, beberapa pemain yang pernah berkostum di PSIS juga sempat berlatih di puslat, seperti Johan Yoga Utama, Saiful Amar, Fareza Yodhanata, dan beberapa mantan pemain PSIS Yunior. Selain itu, tim puslat juga dijadikan sparring partner beberapa tim baik PSIS yunior, tim Piala Menegpora U-16, maupun PON Jateng.

PSIS sendiri terakhir memiliki tim U-21 saat berlaga di ISL 2008/2009. Saat itu, Tri Setyo Nugroho dan kawan-kawan di tengah jalan menggantikan tim seniornya yang dibubarkan karena krisis finansial.

Saat itu PSIS pemain muda Mahes Jenar harus berjibaku dengan ganasnya persaingan ISL di lima pertandingan terakhir. Setelah PSIS terdegradasi, tim U-21 praktis bubar dengan sendirinya. Mantan pemainnya kini menyebar di beberapa klub, seperti Ipan Priyanto (Pelita Jaya), M Haris (Persitema), atau M Yusuf, Tri Setyo yang masih dipertahankan di seleksi PSIS.

Sementara itu, tim PON Jateng yang sebelumnya diwacanakan mengisi skuad PSIS kembali masuk TC. Pemain yang dipertahankan ada 16 pemain, karena beberapa nama memilih kembali ke klub profesional, seperti Ryco Fernanda yang merumput di Persela. (wig/rif)