Seleksi AC Milan Junior Camp

Duo Tugu Muda Berpeluang Tampil di Italia

SEMARANG patut barbangga hati setelah dua pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Tugu Muda berpeluang memperkuat tim Indonesia pada kejuaraan internasional Intesa San Paolo di Italia, Oktober mendatang. Keduanya adalah Ersa Adi Subroto dan Gianluca Pagliuca Rossy. Mereka telah berangkat ke Jakarta melalui bandara A Yani, Jumat (2/9), untuk mengikuti seleksi tahap akhir Program AC Milan Junior Camp 2011.

Rasa senang serta bangga menggelayut pada raut wajah kedua bocah berusia 12 ini. Dengan menggenggam tiket pesawat, mereka terlihat tenang ditemani orangtua saat berada di ruang tunggu penumpang.

“Setelah digembleng di Bali tanggal 18 Juni hingga 2 Juli lalu, hari ini kami berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seleksi tahap akhir AC Milan Junior,” ujar Ersa Adi Subroto.

Putra pasangan Sanggup Piyarso dan Ernining Widiayati ini mengatakan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik untuk bisa lolos seleksi yang digelar 3-11 September di Stadion Gelora Bung Karno ini.

“Kesempatan tidak datang dua kali. Ini yang membuat saya harus berjuang keras mewujudkan impian bisa bermain di Italia dengan memberikan yang terbaik pada seleksi kali ini,” ucap siswa SMPN 4 ini.

Pemain berposisi sebagai striker ini memang telah berulangkali menorehkan prestasi. Di antaranya menjadi top skor pada Piala sampangan 2009 dengan mengoleksi sembilan gol dan memperkuat Tugu Muda sebagai wakil Jateng di Kompetisi Danone Nations Cup 2011 di Jakarta.

“Prestasi tersebut membuat saya selalu ingin menjadi lebih baik dari sekarang. Artinya, harus ada peningkatan dari sebelumnya,” tutur bocah kelahiran Semarang, 27 Maret 1999 ini.

Ersa mengaku bahwa kecintaannya terhadap sepakbola tumbuh sejak berada di bangku sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Kemudian oleh orangtuanya ia didaftarkan di SSB Apac Inti hingga akhirnya pindah ke Tugu Muda saat kelas lima Sekolah Dasar (SD).

Keluarga Bola
Sementara, Gianluca Pagliuca Rossy juga tak kalah berpengalaman di kancah persepakbolaan usia dini tingkat lokal hingga internasional. Bocah kelahiran Semarang, 25 Juli 1999 ini pernah mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2010, Danone Nations Cup 2011, dan ASEAN Primary School Sport Olympiad (APSSO) 2010.

Lahir dari keluarga pesepakbola, membuatnya mengenal si kulit bundar sebelum memasuki bangku sekolah. Ayahnya, Rosyadi adalah mantan kiper PSIS di era 98, melatihnya secara langsung taktik menjaga gawang.

“Saya sudah dikenalkan sepakbola sebelum sekolah, karena ayah adalah mantan seorang kiper di PSIS,” ucap bocah yang namanya persis dengan mantan kiper Timnas Italia pada Piala Dunia 1990, 1994, dan 1998 ini.
Sehingga sang ayah adalah salah satu inspirasi terbesar dalam proses pengembangan diri dalam dunia sepakbola. Selain itu, ia mendapat suport dari Supiyah, ibu kandungnya, yang ternyata juga menyukai sepakbola.

Siswa SMPN 12 ini pun mengaku akan memberikan yang terbaik dari hasil seleksi AC Milan Junior Camp ini sebagai rasa terimakasih kepada kedua orangtuanya.

“Saya optimis akan lolos seleksi. Untuk itu harus diimbangi dengan usaha keras dan niat yang kuat,” tutur kiper andalan Tugu Muda B ini.

Kebangaan juga terpancar dari orangtua kedua bocah ini. Semua dukungan diberikan demi menunjang perjalanan menuju Italia maupun persepakbolaan tanah air nantinya.

“Sebagai orantua, kami sangat senang memiliki anak yang bisa meneruskan hobi menjadi pemain sepakbola. Apalagi berbagai prestasi sudah berhasil diraihnya,” kata Rosyadi, yang juga seorang pelatih kiper di Goal Keeper Academy Semarang ini. (wikha setiawan/twu)