Jatidiri Masih Memble

Sebagai salah satu syarat verifikasi, Stadion Jatidiri, yang kemungkinan akan menjadi markas PSIS masih dibiarkan merana. Padahal, untuk diverifikasi standar AFC banyak item yang harus dipersiapkan dalam rentetan infrastruktur.

Untuk tim profesional level satu, atau setara ISL, klub harus memiliki stadion representatif standar AFC. PSIS sendiri pernah menjalani tes serupa pada verifikasi ISL musim 2008/2009. Saat itu, Jatidiri masih nihil untuk fasilitas utama dan pendamping.

“Semau aspek akan dinilai, mulai dari rumput, gawang, tribun, sampai aspek penunjang seperti drainase, pipa saluran air, AC kamar ganti, kamar mandi dan banyak lagi,” kata mantan Ketua Panpel PSIS Wahyu “Liluk” Winarto.

Dengan perlengkapan tambahan yang sedetil itu, PSIS harus mempunyai modal yang cukup besar. Pada saat PSIS merombak Jatidiri, Liluk mengaku bisa dilakukan dengan waktu singkat, sekitar tiga minggu tapi harus mengebut.

“Dulu bisa kami lakukan dengan cara ngebut,” tambah Liluk yang mengaku juga sudah tidak tahu kondisi terkini lapangan Jatidiri setelah satu musim tak dia pegang kendalinya.

Sementara itu, PSSI juga mengharuskan PSIS menyertakan kejelasan stadion pada saat pengumpulan dokumen. Syarat pemilik stadion menjamin penggunaan sebagai training ground kepada klub dengan dokumen surat jaminan atau kontrak dari pemilik/pengelola stadion. (wig/rif)