Franck Ribery memilih berpuasa saat latihan namun tidak saat klubnya bertanding (GETTY IMAGES) |
Oleh Arief Rahman
Menggelar kompetisi pada bulan Ramadan di sebuah liga yang pemainnya sebagian memeluk Islam agak ribet juga. Liga Jerman dari dulu selalu ramai soal ini.
Gong kickoff Kompetisi Liga Jerman atau Bundesliga akan ditabuh Jumat besok pukul 18.30 waktu setempat, atau Sabtu dinihari pukul 01.30 WIB. Ini menciptakan dilema tersendiri para pemain Muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Franck Ribery, gelandang Bayern Munich yang telah memeluk Islam sejak 2002, memilih berpuasa saat latihan namun tidak saat klubnya bertanding. Hal berbeda dilakukan pemain Hamburg, Anis Ben Hatira, yang tetap teguh menjalankan ibadah puasa saat bertanding.
Bulan Ramadan yang berlangsung pada Agustus bukanlah waktu ideal untuk berpuasa bagi para atlet di Jerman. Apalagi mereka harus berpuasa saat matahari sedang terik-teriknya. Untuk itulah Dewan Pusat Muslim di Jerman (ZMd) memberikan keputusan yang membantu para pebola Muslim di bulan Ramadan.
Ketua ZMD Aimen Mazyek berbicara pada Dewan Pers Jerman, Selasa 2 Agustus 2011 bahwa para pebola bisa mengganti puasa di hari lain saat tidak bertanding. “Kami percaya, berpuasa di bulan Ramadan juga harus mempertimbangkan aktivitas fisik,” ujar Mazyek.
Selanjutnya Mazyek menyerahkan sendiri keputusan pada pemain apakah olahraga lebih bernilai lebih dibandingkan keyakinan beragama, dan apakah mereka akan mengecewakan klub dan rekan setimnya karena energi yang terkuras saat berpuasa.
“Sebuah pertanyaan menyangkut hati nurani bagi para pemain dan timnya,” ujar Mazyek.
Jadi Polemik
Keputusan berpuasa atau tidak kerap menjadi polemik di Liga Jerman. Dua tahun lalu klub Divisi II, SSV Frankfut, memberikan peringatan bagi tiga pemainnya yang kedapatan berpuasa selama Ramadan tanpa izin klub.
Klub tersebut lalu mendapat kecaman negatif dan membuat klub lain berhati-hati. Dengan kasus tersebut, ZMD mencapai kesepakatan dengan Federasi Sepakbola Jerman (DFB) dan federasi liga (DFL) tahun lalu di mana pemain boleh tak berpuasa saat bertanding. Keputusan ZMD ini disambut baik para pemain Muslim di Bundesliga.
“Saya coba berpuasa saat Ramadan di masa lalu. Namun itu tak sesuai dengan prinsip untuk mencapai penampilan baik dalam sepakbola,” ujar Omar Topak, pemain Bayer Leverkusen.
Sama halnya dengan rekan setim Topak, Karim Bellarabi yan memutuskan memutuskan mengganti puasa di hari lain.
Hampir Pingsan
Sementara itu pemain Hertha Berlin, Tuney Torum, sempat berpuasa sebulan penuh musim lalu. Namun ternyata dia hampir pingsan saat melakukannya dan menyerah, tidak berpuasa lagi.
“Saya memutuskan tidak melakukan (puasa) lagi. Namun saya tetap menghormati para pemain yang tetap berpuasa," ujar Torum.
Torum lalu menyebut nama peman Hamburg, Ben-Hatira, yang tetap berpuasa saat bertanding. Itu artinya Hatira akan melakoni laga Bundesliga melawan Borussia Dortmund, Jumat besok waktu setempat, dalam keadaan berpuasa.
Namun Ben-Hatira bisa berbuka saat waktu istirahat, karena kickoff babak kedua dimulai pukul 20:30 waktu setempat saat adzan maghrib sudah berkumandang. ***
Menggelar kompetisi pada bulan Ramadan di sebuah liga yang pemainnya sebagian memeluk Islam agak ribet juga. Liga Jerman dari dulu selalu ramai soal ini.
Gong kickoff Kompetisi Liga Jerman atau Bundesliga akan ditabuh Jumat besok pukul 18.30 waktu setempat, atau Sabtu dinihari pukul 01.30 WIB. Ini menciptakan dilema tersendiri para pemain Muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Franck Ribery, gelandang Bayern Munich yang telah memeluk Islam sejak 2002, memilih berpuasa saat latihan namun tidak saat klubnya bertanding. Hal berbeda dilakukan pemain Hamburg, Anis Ben Hatira, yang tetap teguh menjalankan ibadah puasa saat bertanding.
Bulan Ramadan yang berlangsung pada Agustus bukanlah waktu ideal untuk berpuasa bagi para atlet di Jerman. Apalagi mereka harus berpuasa saat matahari sedang terik-teriknya. Untuk itulah Dewan Pusat Muslim di Jerman (ZMd) memberikan keputusan yang membantu para pebola Muslim di bulan Ramadan.
Ketua ZMD Aimen Mazyek berbicara pada Dewan Pers Jerman, Selasa 2 Agustus 2011 bahwa para pebola bisa mengganti puasa di hari lain saat tidak bertanding. “Kami percaya, berpuasa di bulan Ramadan juga harus mempertimbangkan aktivitas fisik,” ujar Mazyek.
Selanjutnya Mazyek menyerahkan sendiri keputusan pada pemain apakah olahraga lebih bernilai lebih dibandingkan keyakinan beragama, dan apakah mereka akan mengecewakan klub dan rekan setimnya karena energi yang terkuras saat berpuasa.
“Sebuah pertanyaan menyangkut hati nurani bagi para pemain dan timnya,” ujar Mazyek.
Jadi Polemik
Keputusan berpuasa atau tidak kerap menjadi polemik di Liga Jerman. Dua tahun lalu klub Divisi II, SSV Frankfut, memberikan peringatan bagi tiga pemainnya yang kedapatan berpuasa selama Ramadan tanpa izin klub.
Klub tersebut lalu mendapat kecaman negatif dan membuat klub lain berhati-hati. Dengan kasus tersebut, ZMD mencapai kesepakatan dengan Federasi Sepakbola Jerman (DFB) dan federasi liga (DFL) tahun lalu di mana pemain boleh tak berpuasa saat bertanding. Keputusan ZMD ini disambut baik para pemain Muslim di Bundesliga.
“Saya coba berpuasa saat Ramadan di masa lalu. Namun itu tak sesuai dengan prinsip untuk mencapai penampilan baik dalam sepakbola,” ujar Omar Topak, pemain Bayer Leverkusen.
Sama halnya dengan rekan setim Topak, Karim Bellarabi yan memutuskan memutuskan mengganti puasa di hari lain.
Hampir Pingsan
Sementara itu pemain Hertha Berlin, Tuney Torum, sempat berpuasa sebulan penuh musim lalu. Namun ternyata dia hampir pingsan saat melakukannya dan menyerah, tidak berpuasa lagi.
“Saya memutuskan tidak melakukan (puasa) lagi. Namun saya tetap menghormati para pemain yang tetap berpuasa," ujar Torum.
Torum lalu menyebut nama peman Hamburg, Ben-Hatira, yang tetap berpuasa saat bertanding. Itu artinya Hatira akan melakoni laga Bundesliga melawan Borussia Dortmund, Jumat besok waktu setempat, dalam keadaan berpuasa.
Namun Ben-Hatira bisa berbuka saat waktu istirahat, karena kickoff babak kedua dimulai pukul 20:30 waktu setempat saat adzan maghrib sudah berkumandang. ***
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.