Home » , » Makna Pelukan Novel pada Putut

Makna Pelukan Novel pada Putut

Written By ericadventure on Senin, 12 Desember 2011 | 08.56

ADA pemandangan indah Sabtu pekan lalu. Di Jatidiri, kala PSIS menjamu Persik, mantan GM Putut Sutopo berada di tengah-tengah tetamu VVIP.

Memakai topi pet khas dia, Putut duduk di ujung kiri pada barisan kursi empuk yang di sana ada juga Walikota Soemarmo, Direktur Operasional Novel Al Bakrie, dan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin.

Bukan hanya duduk, menyaksikan pertandingan, dan menyapa wartawan, Putut yang beberapa waktu terakhir seolah hilang ditelan bumi sesudah purna tugas mengawal Mahesa Jenar musim 2010-2011 juga turun ke lapangan bersama walikota dan Ketum PSSI saat seremonial pembukaan Kompetisi Divisi Utama versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

Bagaimana kisahnya Putut bisa tiba-tiba hadir di tengah para tokoh kehormatan sementara dalam pembentukan tim musim ini saja namanya tak lagi terdengar disebut-sebut koran?

“Beliau memang mendapat undangan resmi dari PSIS,” ujar Edy Raharto, Wakil GM PSIS musim lalu, tanpa merinci apakah undangannya hanya untuk menonton pertandingan, atau juga menjadi bagian dari seremoni pembukaan liga.

Lebih mencengangkan adalah saat PSIS mengunci Persik dengan 3-0. Sedetik setelah Azmi Azwibi menyundul bola yang menyobek gawang Wawan Hariono, mendadak Putut mendapat rangkulan erat dari Novel Al Bakrie. Pelukan mesra yang boleh jadi membuat bengong siapapun yang melihatnya sebab tempat duduk Novel cukup jauh dari Putut, sehingga untuk mencapai kursi Putut, Novel harus melewati kursi Soemarmo dan sejumlah tamu kehormatan. Mengapa bukan walikota saja yang didekap erat-erat padahal Novel bersebelahan dengannya?

Secara harfiah, bolehlah kita simpulkan bahwa Novel sangat terharu timnya menang telak di hari pertama dan ini jelas sejarah yang dicatat Indonesia, sehingga Putut yang ia tuakan pantas diluapi kegembiraan.

Namun, bisa jadi ini adalah sebuah kompromi bisnis mengingat Putut memiliki kapasitas yang relatif besar di sisi finansial. Kolaborasi dan bersinergi? Mengapa tidak?

“PSIS tetap di dada saya, sampai kapan pun,” tutur Putut seraya menyunggingkan senyumnya, dalam banyak kesempatan. (arief firhanusa)***

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Sport - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger