PENAMPILANNYA akan lebih mudah dikenali dengan kepala botak dan kumis tebal. Dialah Bruce David Grobbelaar, kiper eksentrik legenda Liverpool.
Selama 20 tahun karier profesionalnya, 13 tahun dia habiskan di Anfield dan meraih berbagai gelar bersama The Reds. Salah satu aksi fenomenalnya adalah di final Piala Champions 1984.
Dalam final yang digelar di Olympico Roma tersebut, Liverpool akhirnya keluar sebagai juara setelah mengalahkan Roma 4-2 melalui drama adu penalti. Saat bersiap menghadang tendangan Francesco Graziani, Grobbelaar menggoyang-goyangkan kakinya seolah-olah sedang gemetar ketakutan.
Hasilnya, tendangan Graziani mampu diblok dan The Reds berhak mengangkat trofi. Gaya tersebut yang kemudian menjadi inspirasi Jerzy Dudek—kiper Liverpool—saat final Liga Champions 2005 kontra AC Milan.
Selama periode 1981-1994, pria kelahiran Zimbabwe 6 Oktober 1957 ini bermain sebanyak 627 kali untuk Liverpool. Dia selalu menjadi pilihan utama meski The Reds berganti manajer. Setidaknya dia telah merasakan kepemimpinan tiga manajer terbesar Si Merah, yakni Bob Paisley, Joe Fagan dan Kenny Dalglish.
Bersama tiga manajer tersebut, Bruce turut berperan dalam enam titel Liga Inggris yang digenggam Liverpool (1981-82, 1982-83, 1983-84, 1985-86, 1987-88, 1989-90), tiga gelar Piala FA (1986, 1989, 1992) dan tiga Piala Liga (1982, 1983, 1984).
Pada 1994 Bruce meninggalkan Liverpool dan menuju Southampton. Di klub barunya tersebut, dia sempat dituduh terlibat dalam pengaturan pertandingan yang melibatkan kiper Wimbledon Hans Segers dan seorang warga Malaysia Heng Suan Lim.
Bruce mengakhiri kariernya di klub divisi satu Liga Inggris Glasshoughton Welfare pada 2007 dan selanjutnya menjadi pelatih di Afrika Selatan. (twu)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.